40 Korban Puting Beliung Kecewa
Anton H. Maas |
Batubrak, WL - 03 Juli 2011
Musibah angin puting beliung yang menerjang sedikitnya 40 rumah warga Pemangku I, II, dan III Pekong Kerang—pemekaran Kutabesi—Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar) pada Kamis (21/4) silam, merasa dikecewakan pemerintah.
Pasalnya, sejak kejadian yang memporak-porandakan ke-40 rumah tersebut sehingga mengalami kerusakan cukup parah pada bagian atap akibat hantaman kumparan angin yang berlangsung 30 menit itu, hingga kini belum ada perhatian pemerintah. “Padahal hari itu langsung didata untuk dibantu,” ungkap Raja Sejambak, tokoh masyarakat setempat, Minggu (3/7).
Bukan hanya itu, tandas Sejambak, sejak kejadian dari pihak Dinas Sosial dan bupati sendiri belum pernah berkunjung sekadar menyapa terkait musibah dimaksud. Meski memang diakui pada hari H kejadian perangkat pekon setempat dan petugas dari pihak kecamatan telah melakukan pendataan.
Mengkilas balik kejadian tersebut, pada hari itu sekitar pukul 14.00 seketika terdengar suara bergemuruh. Sontak warga berhamburan keluar rumah. Karena terjadi siang hari, sebagian warga masih berada di sawah atau kebun.
Kumparan angin yang menghantam 40 rumah itu tersa sangat singkat, tak lebih dari 30 mnit. Tapi kerusakan paling parah adalah rumah milik Rusmin karena bukan hanya atapnya yang rusak, tapi sampai kayunya juga tercabut.
Diketahui, sesaat setelah kejadian Peratin Syamsu Rizal langsung mengontak pihak terkait. Dikatakan, pihak kecamatan telah menginventarisasi jumlah kerusakan dan kerugian serta telah pula melaporkannya ke Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD).
Dihubungi terpisah, Ketua LSM Forum Masyarakat Lambar, Anton H. Maas, menyayangkan keterlambatan bantuan tersebut. Semestinya, kata dia, laporan yang disampaikan aparatur pekon harusnya ditindaklanjuti secara hierarkis. Sehingga berdasarkan laporan tersebut pemerintah juga segera memberikan bantuan. Sebab ini kan musibah,” katanya. (aga)
Tidak ada komentar