Bangunan SDN 1 Kotabesi Memprihatinkan
Batubrak, WL - 12 Juli 2011
Pihak SDN 1 Kotabesi Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengharapkan dinas terkait merehab ruang kegiatan belajar mengajar (RKBM) sekolah tersebut. Hal tersebut diungakapkan Kepsek Sakroni, kepada Warta Lambar, Selasa (12/7). Menurut dia, rusaknya RKBM tersebut telah beberapa kali diusulkan untuk direhab.
Tetapi pembangunan yang diharapkan hingga saat ini belum terlialisai. Sementara apabila RKBM tersebut dapat difungsikan kembali belajar lebih aktif. “Kalau begitu fasilitas tersebut mubazir saja,” jelasnya.
Mengingat, bangunan tersebut dibangun pascagempa Liwa 1994 hingga saat ini belum pernah direhab, hanya sebatas perwatan saja. Masih kata Sakroni, selama ini RKBM tersebut hanya dipergunakan murid-murid untuk lokasi bermain, sedangkan kerangka bangunan tersebut keseluruhnya terbuat dari besi cukup berpotensi membahayakan keselamatan anak-anak.
Pihak sekolah tetap berusaha untuk membangun RKBM tersebut agar dapat difungsikan kembali dan akan dijadikan ruang perpustakaan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan sebagian ruangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Terpisah, tokoh masyarakat setempat, Anton Suryadi, menambahkan seluruh wali murid mengharapkan perehaban bangunan RKBM tersebut agar bisa difungsikan kembali untuk tempat PAUD. Mengingat, selama ini saat anak-anak yang hendak memasuki TK harus menuju pusat kecamatan yang jauhnya sekitar 5Km.
Menurutnya, kalau sekolah tersebut dijadikan PAUD tentu daya tempuh orangtua untuk mengantarkan anak-anak tidak terlalu jauh dan saat anak-anak sedang berada di sekolah. “Orangtua tidak terlalu khawatir dengan keselamatan anak-anak karena bangunan sekolah tersebut berada jauh dari jalan raya,” pungkasnya. (rom)
Pihak SDN 1 Kotabesi Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengharapkan dinas terkait merehab ruang kegiatan belajar mengajar (RKBM) sekolah tersebut. Hal tersebut diungakapkan Kepsek Sakroni, kepada Warta Lambar, Selasa (12/7). Menurut dia, rusaknya RKBM tersebut telah beberapa kali diusulkan untuk direhab.
Tetapi pembangunan yang diharapkan hingga saat ini belum terlialisai. Sementara apabila RKBM tersebut dapat difungsikan kembali belajar lebih aktif. “Kalau begitu fasilitas tersebut mubazir saja,” jelasnya.
Mengingat, bangunan tersebut dibangun pascagempa Liwa 1994 hingga saat ini belum pernah direhab, hanya sebatas perwatan saja. Masih kata Sakroni, selama ini RKBM tersebut hanya dipergunakan murid-murid untuk lokasi bermain, sedangkan kerangka bangunan tersebut keseluruhnya terbuat dari besi cukup berpotensi membahayakan keselamatan anak-anak.
Pihak sekolah tetap berusaha untuk membangun RKBM tersebut agar dapat difungsikan kembali dan akan dijadikan ruang perpustakaan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan sebagian ruangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Terpisah, tokoh masyarakat setempat, Anton Suryadi, menambahkan seluruh wali murid mengharapkan perehaban bangunan RKBM tersebut agar bisa difungsikan kembali untuk tempat PAUD. Mengingat, selama ini saat anak-anak yang hendak memasuki TK harus menuju pusat kecamatan yang jauhnya sekitar 5Km.
Menurutnya, kalau sekolah tersebut dijadikan PAUD tentu daya tempuh orangtua untuk mengantarkan anak-anak tidak terlalu jauh dan saat anak-anak sedang berada di sekolah. “Orangtua tidak terlalu khawatir dengan keselamatan anak-anak karena bangunan sekolah tersebut berada jauh dari jalan raya,” pungkasnya. (rom)
Tidak ada komentar