Belum Seminggu Aspal Kembali Mengelupas
Waytenong, WL - 19 Juli 2011
Banyaknya kejanggalan yang ditemukan dalam pengerjaan proyek pelebaran jalan jalur Sumberjaya-Liwa Kabupaten Lampung Barat (Lambar), seperti proyek tambal sulam di jalur yang sama dinilai kurang maksimal oleh masyarakat. Meski baru satu minggu dilakukan tambal sulam tetapi banyak ditemukan aspal telah mengelupas.
LSM Lembaga Investigasi Tidak Pidana Korupsi-Aparatur Negara (LITPK-AN) Cabang Lambar, Arhap, kepada Warta Lambar, Senin (18/7), menghimbau pihak rekanan agar serius dalam mengerjakan proyek tersebut. Sebab banyak ditemukan kejanggalan yang bakal merugikan masyarakat banyak.
Arhap menjelaskan pelaksana proyek tersebut tidak menggunakan mesin kompresor angin untuk membersihkan debu dan air sebelum dilakukan pengaspalan. Padahal membersihkan debu dan air sebelum pengaspalan sangat penting untuk menuai hasil yang maksimal.
“Jika tidak menggunakan mesin tersebut nantinya berdampak negatif. Saat ini banyak ditemukannya aspal yang telah retak dan mengelupas padahal usia sejak ditambal sulam belum genap satu minggu,” ucapnya.
Arhap menambahkan dirinya menilai rekanan yang mengelola proyek tersebut hanya berharap meraih keuntungan yang besar. Dan dalam pengerjaannya kurang maksimal dan terkesan asal jadi. Padahal jelas merugikan masyarakat banyak banyak.
Masih kata dia, jika masyarakat menemukan kejanggalan dalam pengerjaan proyek tersebut diharapkan agar melapor ke dinas terkait. “Sebab itu demi kepentingan kita bersama. Jika didiamkan saja kita yang akan dirugikan,” tutupnya. (nop)
Banyaknya kejanggalan yang ditemukan dalam pengerjaan proyek pelebaran jalan jalur Sumberjaya-Liwa Kabupaten Lampung Barat (Lambar), seperti proyek tambal sulam di jalur yang sama dinilai kurang maksimal oleh masyarakat. Meski baru satu minggu dilakukan tambal sulam tetapi banyak ditemukan aspal telah mengelupas.
LSM Lembaga Investigasi Tidak Pidana Korupsi-Aparatur Negara (LITPK-AN) Cabang Lambar, Arhap, kepada Warta Lambar, Senin (18/7), menghimbau pihak rekanan agar serius dalam mengerjakan proyek tersebut. Sebab banyak ditemukan kejanggalan yang bakal merugikan masyarakat banyak.
Arhap menjelaskan pelaksana proyek tersebut tidak menggunakan mesin kompresor angin untuk membersihkan debu dan air sebelum dilakukan pengaspalan. Padahal membersihkan debu dan air sebelum pengaspalan sangat penting untuk menuai hasil yang maksimal.
“Jika tidak menggunakan mesin tersebut nantinya berdampak negatif. Saat ini banyak ditemukannya aspal yang telah retak dan mengelupas padahal usia sejak ditambal sulam belum genap satu minggu,” ucapnya.
Arhap menambahkan dirinya menilai rekanan yang mengelola proyek tersebut hanya berharap meraih keuntungan yang besar. Dan dalam pengerjaannya kurang maksimal dan terkesan asal jadi. Padahal jelas merugikan masyarakat banyak banyak.
Masih kata dia, jika masyarakat menemukan kejanggalan dalam pengerjaan proyek tersebut diharapkan agar melapor ke dinas terkait. “Sebab itu demi kepentingan kita bersama. Jika didiamkan saja kita yang akan dirugikan,” tutupnya. (nop)
Tidak ada komentar