Busuk Leher Kekurangan Air
Pesisir Selatan WL - 07 Juli 2011
Keluhan petani atas penyakit busuk leher padi di hamparan persawahan Hambunuk dan Palimbang Pekon Pelitajaya Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar), akhirnya ditinjau petugas Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pengendali Hama, Munir, yang sengaja diutus Dinas Pertanian (Distan) setempat, Rabu (6/7).
Dikonfirmasi Warta Lambar, Munir, menjelaskan penyakit patah leher dan kuning yang terjadi diakibatkan kekurangan air. Selain kekeringan, penyakit tanaman padi warga disebabkan jamur. Untuk mengatasinya, lanjut dia, seharusnya kelompok tani yang ada di pekon itu mendistribusikan air untuk kepentingan areal persawahan, minimal bersama-sama menyedot air guna mengisi keperluan petak-petak sawah yang ditanami padi.
Selain itu petani harus mengurangi pemakaian pupuk urea dan memperbanyak penggunaan pupuk KCL. Guna memutus rantai penyakit busuk leher pascapanen, kata Munir, petani harus membakar jerami padi terutama yang terserang penyakit pascapanen.
Selain itu, petani juga mengganti jenis benih padi yang ditanam, terutama IR-64 yang diketahui sangat peka atau rentan penyakit. Penyakit patah leher tersebut, tandas dia lagi, masih diadakan penelitian secara seksama agar diatasi secara tepat dan tidak merugikan petani. “Untuk saat ini berkisar 25% yang terserang penyakit,” pungkas Munir. (sul)
Keluhan petani atas penyakit busuk leher padi di hamparan persawahan Hambunuk dan Palimbang Pekon Pelitajaya Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar), akhirnya ditinjau petugas Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pengendali Hama, Munir, yang sengaja diutus Dinas Pertanian (Distan) setempat, Rabu (6/7).
Dikonfirmasi Warta Lambar, Munir, menjelaskan penyakit patah leher dan kuning yang terjadi diakibatkan kekurangan air. Selain kekeringan, penyakit tanaman padi warga disebabkan jamur. Untuk mengatasinya, lanjut dia, seharusnya kelompok tani yang ada di pekon itu mendistribusikan air untuk kepentingan areal persawahan, minimal bersama-sama menyedot air guna mengisi keperluan petak-petak sawah yang ditanami padi.
Selain itu petani harus mengurangi pemakaian pupuk urea dan memperbanyak penggunaan pupuk KCL. Guna memutus rantai penyakit busuk leher pascapanen, kata Munir, petani harus membakar jerami padi terutama yang terserang penyakit pascapanen.
Selain itu, petani juga mengganti jenis benih padi yang ditanam, terutama IR-64 yang diketahui sangat peka atau rentan penyakit. Penyakit patah leher tersebut, tandas dia lagi, masih diadakan penelitian secara seksama agar diatasi secara tepat dan tidak merugikan petani. “Untuk saat ini berkisar 25% yang terserang penyakit,” pungkas Munir. (sul)
Tidak ada komentar