Jaim, Kepsek Kurang Disenangi Guru-Siswa
Kebuntebu, WL- 18 Juli 2011
SMAN 1 Kebuntebu Kabupaten Lampung Barat (Lambar), sejak dua bulan lalu sekolah tersebut dipimpin Kepsek Fauzul Mushol, S.Pd. Namun gaya kepemimpinan yang diterapkan Fauzul dianggap terlalu menjaga imej alias jaim.
Itu ditunjukkan Fauzul dengan sikap kurang ramah dan sungkan menyapa guru dan siswanya. Tak pelak sikap Fauzul membuat keluarga besar sekolah tersebut jenuh.
Menurut sumber koran ini, banyaknya guru-guru dan siswa kurang sependapat dengan gaya Fauzul karena tidak merasa nyaman dengan kepemimpinannya yang diangap terlalu angkuh.
Kurangnya keramahan dan sapaan terhadap bawahan dan murid-murid membuat mereka tidak menyenanginya. Terlebih Fauzul tidak pernah menyapa muridnya di dalam kelas selama dua bulan sejak dirinya dipercaya menjabat kepsek.
Santiansyah, salah seorang murid sekolah tersebut, kepada Warta Lambar, Minggu (17/7), mengaku kurang menyenangi kepsek tersebut.
Sebab menurutnya sikap yang terlalu menjaga wibawa membuat siswa-siswa enggan untuk menyapanya. “Beliau (Fauzul) terlalu berwibawa hingga kami enggan untuk menyapanya. Ngejaimnya kepagian,” ucapnya.
Santiansyah menambahkan seorang kepsek harus mempunyai sikap yang profesional dan disiplin tetapi tidak harus ditakuti siswanya. Sebab, itu bakal merugikan dirinya sendiri. Terlebih ini bukan jaman Orde Baru. “Jika terlalu berwibawa dirinya sendiri yang rugi,” tandasnya.
Sayangnya ketika akan dikonfirmasi masalah keluhan guru-guru dan siswanya, Fauzul tidak berada di tempat. (nop)
SMAN 1 Kebuntebu Kabupaten Lampung Barat (Lambar), sejak dua bulan lalu sekolah tersebut dipimpin Kepsek Fauzul Mushol, S.Pd. Namun gaya kepemimpinan yang diterapkan Fauzul dianggap terlalu menjaga imej alias jaim.
Itu ditunjukkan Fauzul dengan sikap kurang ramah dan sungkan menyapa guru dan siswanya. Tak pelak sikap Fauzul membuat keluarga besar sekolah tersebut jenuh.
Menurut sumber koran ini, banyaknya guru-guru dan siswa kurang sependapat dengan gaya Fauzul karena tidak merasa nyaman dengan kepemimpinannya yang diangap terlalu angkuh.
Kurangnya keramahan dan sapaan terhadap bawahan dan murid-murid membuat mereka tidak menyenanginya. Terlebih Fauzul tidak pernah menyapa muridnya di dalam kelas selama dua bulan sejak dirinya dipercaya menjabat kepsek.
Santiansyah, salah seorang murid sekolah tersebut, kepada Warta Lambar, Minggu (17/7), mengaku kurang menyenangi kepsek tersebut.
Sebab menurutnya sikap yang terlalu menjaga wibawa membuat siswa-siswa enggan untuk menyapanya. “Beliau (Fauzul) terlalu berwibawa hingga kami enggan untuk menyapanya. Ngejaimnya kepagian,” ucapnya.
Santiansyah menambahkan seorang kepsek harus mempunyai sikap yang profesional dan disiplin tetapi tidak harus ditakuti siswanya. Sebab, itu bakal merugikan dirinya sendiri. Terlebih ini bukan jaman Orde Baru. “Jika terlalu berwibawa dirinya sendiri yang rugi,” tandasnya.
Sayangnya ketika akan dikonfirmasi masalah keluhan guru-guru dan siswanya, Fauzul tidak berada di tempat. (nop)
Tidak ada komentar