Jalur Simpangluas-Hujung Rusak Parah
Belalau, WL - 06 Juli 2011
Jalur penghubung Pekon Simpangluas-Hujung Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat (Lambar), memrihatinkan. Sebab di sepanjang jalan yang nyaris tidak bisa dilaui kendaraan roda empat (R4) tersebut, banyak ditemukan aspal yang telah terkelupas dari badan jalan sehingga mengakibatkan rawan kecelakaan.
Selain jalan yang tidak memungkinkan lagi, terdapat beberapa talut di Pekon Luas yang tidak berfungsi lagi. Itu mengakibatkan jalur menjadi bak kubangan dan menyebabkan susah dilalui saat turun hujan.
Aden, yang bekerja di salah satu instansi, mengaku dirinya enggan pulang ke Hujung mengingat jalan tersebut memrihatinkan. Jika terpaksa pulang ke rumahnya, Aden, terkadang berputar melewati jalur Kenali-Hujung yang jalannya masih terbilang mulus. “Sekarang saya memilih ngekos,” ungkapnya.
Dia menambahkan merasa prihatin melihat kondisi jalur tersebut seraya berharap pemkab tidak mengesampingkan kondisi jalan yang sudah seperti 20 tahun silam alias kembali ke asal karena tidak dibangun. “Lebih baik melewati jalan tanah seperti dulu dari pada aspal tapi hancur. Karena lebih berisiko untuk keselamatan,” pungkasnya. (nop)
Jalur penghubung Pekon Simpangluas-Hujung Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat (Lambar), memrihatinkan. Sebab di sepanjang jalan yang nyaris tidak bisa dilaui kendaraan roda empat (R4) tersebut, banyak ditemukan aspal yang telah terkelupas dari badan jalan sehingga mengakibatkan rawan kecelakaan.
Selain jalan yang tidak memungkinkan lagi, terdapat beberapa talut di Pekon Luas yang tidak berfungsi lagi. Itu mengakibatkan jalur menjadi bak kubangan dan menyebabkan susah dilalui saat turun hujan.
Aden, yang bekerja di salah satu instansi, mengaku dirinya enggan pulang ke Hujung mengingat jalan tersebut memrihatinkan. Jika terpaksa pulang ke rumahnya, Aden, terkadang berputar melewati jalur Kenali-Hujung yang jalannya masih terbilang mulus. “Sekarang saya memilih ngekos,” ungkapnya.
Dia menambahkan merasa prihatin melihat kondisi jalur tersebut seraya berharap pemkab tidak mengesampingkan kondisi jalan yang sudah seperti 20 tahun silam alias kembali ke asal karena tidak dibangun. “Lebih baik melewati jalan tanah seperti dulu dari pada aspal tapi hancur. Karena lebih berisiko untuk keselamatan,” pungkasnya. (nop)
Tidak ada komentar