KUA Balikbukit Antisipasi Islam Radikal
Balikbukit, WL
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kini menerapkan sistim jemput bola guna mengantisipasi masuknya Islam radikal di kecamatan dengan 12 pekon dan kelurahan itu. Demikian dikatakan Pembina Penyuluhan Keagamaan, Kasyono, S.Ag kepada Warta Lambar, Rabu (29/6).
Menurutnya, di kecamatan tersebut terdapat golongan Islam radikal dan moderat. Untuk memastikan itu, pihaknya memantau setiap pengajian yang dilangsungkan di beberapa tempat. Terlebih jika pengajian tersebut tergolong jauh dari keramaian alias sembuyi-sembunyi. “Pengajian yang tersebunyi, patut kami curigai,” tegasnya.
Secara umum golongan radikal alias tidak sesuai dengan ajaran Islam sesungguhnya, yakni ajarannya tersembunyi dan rahasia. Pihaknya berharap seluruh lapisan masyaraka bekerja sama dengan pemerintah untuk meluruskan ajaran yang menyimpang.
Meski begitu, Kasyono meminta jika mengetahui ada pengajian yang dilangsungkan secara sembunyi masyarakat tidak langsung memvonis ajaran tersebut sesat. Sebab, untuk menentukan ajaran yang dianut dianggap sesat atau tidak ditentukan beberapa proses dan penelitian. “Karena itu sebaiknya melapor ke KUA,” katanya.
Di Lambar, lanjut dia, tergolong kondusif meski pihaknya mengaku telah menangkap sinyal-sinyal yang mencurigakan. Masih katanya, jika suatu ajaran telah dinyatakan pihaknya radikal atau sesat maka langsung di laporkan atas dasar penistaan agama. “Langsung ditangani pihak penegak hukum, karena penistaan terhadap agama lain,” tandasnya. (esa)
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kini menerapkan sistim jemput bola guna mengantisipasi masuknya Islam radikal di kecamatan dengan 12 pekon dan kelurahan itu. Demikian dikatakan Pembina Penyuluhan Keagamaan, Kasyono, S.Ag kepada Warta Lambar, Rabu (29/6).
Menurutnya, di kecamatan tersebut terdapat golongan Islam radikal dan moderat. Untuk memastikan itu, pihaknya memantau setiap pengajian yang dilangsungkan di beberapa tempat. Terlebih jika pengajian tersebut tergolong jauh dari keramaian alias sembuyi-sembunyi. “Pengajian yang tersebunyi, patut kami curigai,” tegasnya.
Secara umum golongan radikal alias tidak sesuai dengan ajaran Islam sesungguhnya, yakni ajarannya tersembunyi dan rahasia. Pihaknya berharap seluruh lapisan masyaraka bekerja sama dengan pemerintah untuk meluruskan ajaran yang menyimpang.
Meski begitu, Kasyono meminta jika mengetahui ada pengajian yang dilangsungkan secara sembunyi masyarakat tidak langsung memvonis ajaran tersebut sesat. Sebab, untuk menentukan ajaran yang dianut dianggap sesat atau tidak ditentukan beberapa proses dan penelitian. “Karena itu sebaiknya melapor ke KUA,” katanya.
Di Lambar, lanjut dia, tergolong kondusif meski pihaknya mengaku telah menangkap sinyal-sinyal yang mencurigakan. Masih katanya, jika suatu ajaran telah dinyatakan pihaknya radikal atau sesat maka langsung di laporkan atas dasar penistaan agama. “Langsung ditangani pihak penegak hukum, karena penistaan terhadap agama lain,” tandasnya. (esa)
Tidak ada komentar