Penyakit Kuning Serang Tanaman Padi
Way Krui, WL
Ridwan (60), warga Pekon Bumiwaras Kecamatan Waykrui Kabupaten Lampung Barat (Lambar) tampak kebingungan melihat kondisi tanaman padinya yang mulai terkena penyakit kuning.
Hal itu dijelaskannya kepada Warta Lambar, Rabu (22/6). Menurutnya sudah beberapa pekan terakhir petani di pekon itu diresah ihwal tanaman padi yang terancam gagal panen akibat terkena penyakit kuning.
“Saya khawatir petani akan mengalami kerugian cukup besar dan sampai saat ini petani masih terus berusaha agar padi bisa tumbuh subur kembali,” ungkap Ridwan.
Masih kata dia, semua upaya itu sampai sekarang belum terlihat hasilnya.
Maka dari itu dia berharap Dinas Pertanian (Distan) dapat membantu petani mengatasi penyakit kuning tersebut.
Karena pertanian merupakan salah satu penghasilan terbesar di daerah pesisir.
Penyakit kuning yang sudah mulai marak itu bukan hanya di Bumiwaras, tapi juga melanda tanaman padi di beberapa pekon lainnya, seperti Menyancang.
“Diperkirakan penurunan volume produksi tahun ini mencapai 64% sehingga akan memicu kenaikan harga beras yang terlalu tinggi di pasaran,” pungkasnya. (nov)
Ridwan (60), warga Pekon Bumiwaras Kecamatan Waykrui Kabupaten Lampung Barat (Lambar) tampak kebingungan melihat kondisi tanaman padinya yang mulai terkena penyakit kuning.
Hal itu dijelaskannya kepada Warta Lambar, Rabu (22/6). Menurutnya sudah beberapa pekan terakhir petani di pekon itu diresah ihwal tanaman padi yang terancam gagal panen akibat terkena penyakit kuning.
“Saya khawatir petani akan mengalami kerugian cukup besar dan sampai saat ini petani masih terus berusaha agar padi bisa tumbuh subur kembali,” ungkap Ridwan.
Masih kata dia, semua upaya itu sampai sekarang belum terlihat hasilnya.
Maka dari itu dia berharap Dinas Pertanian (Distan) dapat membantu petani mengatasi penyakit kuning tersebut.
Karena pertanian merupakan salah satu penghasilan terbesar di daerah pesisir.
Penyakit kuning yang sudah mulai marak itu bukan hanya di Bumiwaras, tapi juga melanda tanaman padi di beberapa pekon lainnya, seperti Menyancang.
“Diperkirakan penurunan volume produksi tahun ini mencapai 64% sehingga akan memicu kenaikan harga beras yang terlalu tinggi di pasaran,” pungkasnya. (nov)
Tidak ada komentar