PKL Picu Kemacetan BK
Bandarlampung, WL - 23 Agustus 2011
Macet. Itulah yang terjadi di sepanjang ruas jalan di sekitar Pasar Bambu Kuning (BK). Bagaimana tidak, jalanan yang memang tidak terlalu lebar itu harus dipakai berdesakan dengan tidak beraturannya pengguna jalan. Belum lagi becak yang terus saja melawan arah, menambah kemacetan.
Berdasarkan pantauan koran ini, kemacetan yang terjadi dipicu kberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan hingga ke bahu jalan. Kemudian yang tak kalah menambah macet adalah sebagian bahu jalan juga digunakan untuk tempat parkir liar. Tak tanggung-tanggung jalan yang digunakan benar-benar hingga setengahnya.
Hal ini terjadi karena semakin ramainya pengunjung pasar BK yang terus berburu pakaian Lebaran datang kebanyakan menggunakan kendaraan roda dua, sehingga membutuhkan lahan parker yang relatif luas. Keadaan ini digunakan tukang parkir liar untuki mengais rejeki dengan tarif dua kali lipat dari biasanya, Rp1.000 menjadi Rp2.000. Susi, warga Telukbetung yang memarkir motornya di lahan parkir liar tersebut, mengatakan ia juga membayar tarif parkir Rp2.000, “Daripada tidak ada tempat parkir, lebih baik parkir di sini meski bayarannya lebih.”
Meski mengeluhkan mahalnya tarif parkir tersebut, namun tetap saja banyak yang menggunakan jasa tukang parkir liar itu. Meski kemacetan yang ditimbulkan para pedagang yang nyaris menguasai bahu jalan tersebut, Polisi Pamong Praja (Pol PP) yang bertugas di sekitar BK seolah menutup mata. Tak ada tanda-tanda untuk bergerak turun tangan menuju lokasi macet untuk mengurai macet tersebut. (len)
Macet. Itulah yang terjadi di sepanjang ruas jalan di sekitar Pasar Bambu Kuning (BK). Bagaimana tidak, jalanan yang memang tidak terlalu lebar itu harus dipakai berdesakan dengan tidak beraturannya pengguna jalan. Belum lagi becak yang terus saja melawan arah, menambah kemacetan.
Berdasarkan pantauan koran ini, kemacetan yang terjadi dipicu kberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan hingga ke bahu jalan. Kemudian yang tak kalah menambah macet adalah sebagian bahu jalan juga digunakan untuk tempat parkir liar. Tak tanggung-tanggung jalan yang digunakan benar-benar hingga setengahnya.
Hal ini terjadi karena semakin ramainya pengunjung pasar BK yang terus berburu pakaian Lebaran datang kebanyakan menggunakan kendaraan roda dua, sehingga membutuhkan lahan parker yang relatif luas. Keadaan ini digunakan tukang parkir liar untuki mengais rejeki dengan tarif dua kali lipat dari biasanya, Rp1.000 menjadi Rp2.000. Susi, warga Telukbetung yang memarkir motornya di lahan parkir liar tersebut, mengatakan ia juga membayar tarif parkir Rp2.000, “Daripada tidak ada tempat parkir, lebih baik parkir di sini meski bayarannya lebih.”
Meski mengeluhkan mahalnya tarif parkir tersebut, namun tetap saja banyak yang menggunakan jasa tukang parkir liar itu. Meski kemacetan yang ditimbulkan para pedagang yang nyaris menguasai bahu jalan tersebut, Polisi Pamong Praja (Pol PP) yang bertugas di sekitar BK seolah menutup mata. Tak ada tanda-tanda untuk bergerak turun tangan menuju lokasi macet untuk mengurai macet tersebut. (len)
Tidak ada komentar