Tajuk - 12 Agustus 2011
Kata “perubahan” sering diucapkan atau dibaca pada suksesi kepemimpinan. Biasanya, ada saja calon yang mengedepankan agar ada perubahan, sehingga kata tersebut tetap dinilai ampuh dijadikan slogan dan atau yel-yel politik. Dimana kata itu juga lebih sering diucapkan sebagai slogan menarik simpati calon massa pendukung atau yang berpihak agar calon yang diusung menang. Ternyata kata tersebut juga bak magnet yang mampu menyedot aura keberpihakan penebar jargon.
Singkat cerita, calon yang diusungpun memenangi kompetisi. Tentu kata tersebut juga diiukuti oleh upaya dan faktor lain secara bersinergi. Untuk Kabupaten Lampung Barat sendiri, perubahan ke arah yang lebih baik juga sangat dinanti. Kalau beberapa periode sebelumnya orang nomor satu di kabupaten berpenduduk lebih dri 420 ribu jiwa tersebut bukan putra daerah, tentu dengan bupati yang putra daerah akan lebih baik lagi.
Baik dalam pengertian mampu memajukan daerah secara signifikan dan proporsional. Sehingga tidak ada lagi daerah atau kecamatan bahkan pekon yang merasa dianaktirikan karena pembagian kue pembangunan yang timpang. Belum lagi perekrutan pegawai yang terkonsentrasi asal kecamatan tertentu sehingga mengopinikan keistimewaan kecamatan tersebut. Atau juga perlakuan pada pelaku sektor lain yang mengesankan pengelompokan.
Sebetulnya semua itu masih sebatas kekhawatiran agar tak terjadi kebablasan sehingga berpotensi memantik api kecemburuan dan pengelompokan-pengelompokan yang sesunguhnya sama sekali tidak menguntungkan. Semua sepakat ketika kata perubahan itu dimaksudkan agar ada upaya perbaikan ke arah yang lebih sempurna. Semua contoh di atas hanya indikasi atau temuan dangkal, tapi sungguh merupakan kecenderungan atau tren yang sedang mengemuka.
Berharap dengan kepemimpinan baru nanti, tentu harus ada perubahan yang sifatnya dinamis dan futuristik, merangkul semua strata dan mengayomi semua kelompok yang mungkin sebelumnya beda pendapat. Dikhotomi opini yang menyesatkan sudah waktunya dibuang jauh-jauh. Mari berfokus pada upaya mencari solusi terbaik agar kabupaten ini lebih maju dari sekarang dan mengejar ketertingalannya dengan daerah lain. Saatnya perubahan, saatnya perbaikan! (*)
Singkat cerita, calon yang diusungpun memenangi kompetisi. Tentu kata tersebut juga diiukuti oleh upaya dan faktor lain secara bersinergi. Untuk Kabupaten Lampung Barat sendiri, perubahan ke arah yang lebih baik juga sangat dinanti. Kalau beberapa periode sebelumnya orang nomor satu di kabupaten berpenduduk lebih dri 420 ribu jiwa tersebut bukan putra daerah, tentu dengan bupati yang putra daerah akan lebih baik lagi.
Baik dalam pengertian mampu memajukan daerah secara signifikan dan proporsional. Sehingga tidak ada lagi daerah atau kecamatan bahkan pekon yang merasa dianaktirikan karena pembagian kue pembangunan yang timpang. Belum lagi perekrutan pegawai yang terkonsentrasi asal kecamatan tertentu sehingga mengopinikan keistimewaan kecamatan tersebut. Atau juga perlakuan pada pelaku sektor lain yang mengesankan pengelompokan.
Sebetulnya semua itu masih sebatas kekhawatiran agar tak terjadi kebablasan sehingga berpotensi memantik api kecemburuan dan pengelompokan-pengelompokan yang sesunguhnya sama sekali tidak menguntungkan. Semua sepakat ketika kata perubahan itu dimaksudkan agar ada upaya perbaikan ke arah yang lebih sempurna. Semua contoh di atas hanya indikasi atau temuan dangkal, tapi sungguh merupakan kecenderungan atau tren yang sedang mengemuka.
Berharap dengan kepemimpinan baru nanti, tentu harus ada perubahan yang sifatnya dinamis dan futuristik, merangkul semua strata dan mengayomi semua kelompok yang mungkin sebelumnya beda pendapat. Dikhotomi opini yang menyesatkan sudah waktunya dibuang jauh-jauh. Mari berfokus pada upaya mencari solusi terbaik agar kabupaten ini lebih maju dari sekarang dan mengejar ketertingalannya dengan daerah lain. Saatnya perubahan, saatnya perbaikan! (*)
Tidak ada komentar