Tanam Singkong, Antisipasi Musim Paceklik
Sekincau, WL
Akibat musim kopi tahun ini anjlok, warga Pekon Tigajaya Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat (Lambar) kini mulai menanam singkong untuk mengantisipasi kekurangan beras saat musim paceklik tiba.
Hal tersebut dijelaskan salah seorang petani kopi, Humaidi, ketika dikonfirmasi Warta Lambar, Sabtu (25/6). Menurutnya, petani kopi di daerahnya saat ini hasil panen kopi mengalami penurunan yang sangat signifikan. Sebab, tahun lalu per haktare hasil panen kopi bisa menghasilkan 1,5 ton kopi kering.
“Musim ini syukur-syukur kalau mendapat 3 kuintal. Jadi untuk mengantisipasi kekurangan makanan dan warga tidak bisa membeli beras kami menanam singkog,” jelasnya.
Masih kata Humaidi, seandai pemkab menggelar pasar murah saat datangnya musim paceklik nanti tentu warga bisa terbantu karena bahan makanan yakni beras semakin mahal.
Terpisah Peratin Mat Subandi meminta warganya mengantisipasi datangnya musim paceklik. Warga merasa terbebani masalah konsumsi makanan terutama beras. Apalagi di daerah itu tidak tersedia lahan untuk areal persawahan.
“Jadi satu-satunnya makanan pengganti beras saat musim paceklik hanyalah singkong yang telah diolah menjadi tiwul,” pungkasnya. (rom)
Akibat musim kopi tahun ini anjlok, warga Pekon Tigajaya Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat (Lambar) kini mulai menanam singkong untuk mengantisipasi kekurangan beras saat musim paceklik tiba.
Hal tersebut dijelaskan salah seorang petani kopi, Humaidi, ketika dikonfirmasi Warta Lambar, Sabtu (25/6). Menurutnya, petani kopi di daerahnya saat ini hasil panen kopi mengalami penurunan yang sangat signifikan. Sebab, tahun lalu per haktare hasil panen kopi bisa menghasilkan 1,5 ton kopi kering.
“Musim ini syukur-syukur kalau mendapat 3 kuintal. Jadi untuk mengantisipasi kekurangan makanan dan warga tidak bisa membeli beras kami menanam singkog,” jelasnya.
Masih kata Humaidi, seandai pemkab menggelar pasar murah saat datangnya musim paceklik nanti tentu warga bisa terbantu karena bahan makanan yakni beras semakin mahal.
Terpisah Peratin Mat Subandi meminta warganya mengantisipasi datangnya musim paceklik. Warga merasa terbebani masalah konsumsi makanan terutama beras. Apalagi di daerah itu tidak tersedia lahan untuk areal persawahan.
“Jadi satu-satunnya makanan pengganti beras saat musim paceklik hanyalah singkong yang telah diolah menjadi tiwul,” pungkasnya. (rom)
Tidak ada komentar