Tanaman Padi Terserang Penyakit Busuk Leher
Pesisir Selatan WL - 03 Juli 2011
Para petani di Pekon Pelitajaya Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar) merasa cemas. Pasalnya, menjelang musim panen tahun ini tanaman padi mereka terserang penyakit busuk leher atau patah tangkai. Wabah penyakit ini mulai menyerang saat tanaman padi petani mulai mengeluarkan butir padi.
Kepada Warta Lambar, Jumat (1/7), Idon, salah seorang petani tepatnya di hamparan sawah Hambunuk yang padinya mulai terkena serangan penyakit ini, memaparkan harapannya untuk panen pupus karena padi miliknya terserang wabah penyakit busuk leher hingga 70% lebih.
Padi miliknya diserang dengan ciri-ciri batang dan daun berwarna hijau, tetapi pada tangkai yang berisi padi berwarna kuning dan membusuk. Lama kelamaan bulir padi tidak berisi atau hampa.
Lebih lanjut dikatakan penyakit ini mengakibatkan kerugian sangat besar bagi petani karena hasil panen menurun sampai 70%. “Sejak diserang penyakit ini saya sudah malas melihat sawah karena tidak bisa diandalkan lagi,” keluh idon.
Terpisah, Ketua Gapoktan Jaya Bersatu Rizal Supriadi, mengharapkan pemkab melalui dinas terkait meninjau langsung lokasi lahan yang terserang penyakit tersebut. “Dapat segera melihat wabah penyakit ini sebelum menyebar luas ke seluruh hamparan terutama di Hambunuk dan Palimbang,” pungkas rizal. (sul)
Para petani di Pekon Pelitajaya Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar) merasa cemas. Pasalnya, menjelang musim panen tahun ini tanaman padi mereka terserang penyakit busuk leher atau patah tangkai. Wabah penyakit ini mulai menyerang saat tanaman padi petani mulai mengeluarkan butir padi.
Kepada Warta Lambar, Jumat (1/7), Idon, salah seorang petani tepatnya di hamparan sawah Hambunuk yang padinya mulai terkena serangan penyakit ini, memaparkan harapannya untuk panen pupus karena padi miliknya terserang wabah penyakit busuk leher hingga 70% lebih.
Padi miliknya diserang dengan ciri-ciri batang dan daun berwarna hijau, tetapi pada tangkai yang berisi padi berwarna kuning dan membusuk. Lama kelamaan bulir padi tidak berisi atau hampa.
Lebih lanjut dikatakan penyakit ini mengakibatkan kerugian sangat besar bagi petani karena hasil panen menurun sampai 70%. “Sejak diserang penyakit ini saya sudah malas melihat sawah karena tidak bisa diandalkan lagi,” keluh idon.
Terpisah, Ketua Gapoktan Jaya Bersatu Rizal Supriadi, mengharapkan pemkab melalui dinas terkait meninjau langsung lokasi lahan yang terserang penyakit tersebut. “Dapat segera melihat wabah penyakit ini sebelum menyebar luas ke seluruh hamparan terutama di Hambunuk dan Palimbang,” pungkas rizal. (sul)
Tidak ada komentar