Ulat Penggerek Daun Serang Tanaman Padi
Batubrak, WL - 11 Juli 2011
Petani padi Pekon Canggu Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar) saat ini mengeluh akibat tanaman padi mereka terserang hama ulat pengerek daun.
Demikian dijelaskan warga setempat, Irwandi, kepada Warta Lambar, Senin (11/7). Menurutnya setelah warga menanam padi beberapa minggu yang lalu, kondisi tanamannya cukup subur tetapi setelah di lakukan pemupukan, tanaman tersebut terserang ulat namun tidak semua sawah warga terserang wabah ulat tersebut, melainkan sebagian yang berdekatan dengan aliran sungai Waysemangka.
Warga mengharapkan dinas terkait mencarikan solusi pemberantasan hama ulat tersebut. Pasalnya, telah berbagai usaha para petani untuk membasmi hama itu, tetapi hinga saat ini belum berhasil. Apabila dibiarkan tentunya petani akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Akibat serangan tersebut setiap petani kebingungan, untuk pembelian pupuk dan pestisida pada musim tanam yang aan datang karena hasil panen akan menurun.
Terpisah tokoh masyarakat, Azwar, menambahkan, sawah miliknya sejak terserang ulat tersebut meski telah berbagai cara dilakukan tetapi belum juga berhasil, untuk memperkecil kerugian petani yang melakukan pembasmian ulat tersebut dengan cara membunuh satu-persatu ulat tersebut. “Kami harus ambil satu-persatu dan membunuhnya,” pungkasnya. (rom)
Petani padi Pekon Canggu Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar) saat ini mengeluh akibat tanaman padi mereka terserang hama ulat pengerek daun.
Demikian dijelaskan warga setempat, Irwandi, kepada Warta Lambar, Senin (11/7). Menurutnya setelah warga menanam padi beberapa minggu yang lalu, kondisi tanamannya cukup subur tetapi setelah di lakukan pemupukan, tanaman tersebut terserang ulat namun tidak semua sawah warga terserang wabah ulat tersebut, melainkan sebagian yang berdekatan dengan aliran sungai Waysemangka.
Warga mengharapkan dinas terkait mencarikan solusi pemberantasan hama ulat tersebut. Pasalnya, telah berbagai usaha para petani untuk membasmi hama itu, tetapi hinga saat ini belum berhasil. Apabila dibiarkan tentunya petani akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Akibat serangan tersebut setiap petani kebingungan, untuk pembelian pupuk dan pestisida pada musim tanam yang aan datang karena hasil panen akan menurun.
Terpisah tokoh masyarakat, Azwar, menambahkan, sawah miliknya sejak terserang ulat tersebut meski telah berbagai cara dilakukan tetapi belum juga berhasil, untuk memperkecil kerugian petani yang melakukan pembasmian ulat tersebut dengan cara membunuh satu-persatu ulat tersebut. “Kami harus ambil satu-persatu dan membunuhnya,” pungkasnya. (rom)
Tidak ada komentar