Akibat Kemarau Panjang Petani Mengeluh
Selasa, 13 September 2011
Sekincau, WL - Akibat kemarau lebih dari tiga bulan membuat para petani sayuran yang ada di Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengeluh karena lahan untuk menanam sayuran yang telah lama tidak diguyur hujan mengering dan menyebabkan tanaman sayuran layu bahkan kering dan mati. Lebih dari itu, beberapa petani sayuran untuk mempertahankan tanaman mereka agar tetap hidup mereka mengandalkan air hujan dengan membuat kolam atau menampung pada tong kini harus mengambil alternatif lain dengan membeli atau mengambil dari mata air dengan jarak yang cukup jauh.
Hal tersebut dijelaskan Wagiman, petani sayur asal Pekon Waspada kepadaWarta Lambar ,Senin (11/9), mengaku jika tanaman miliknya banyak yang layu dan mati itu diakibatkan kemarau yang telah terhitung sejak bulan Juni lalu. Terlebih tidak adanya mata air didekat lahan miliknya membuat para petani di daerah itu harus membeli atau mengambil air dari jarak yang cukup jauh untuk menyiram tanaman mereka. “Karena tidak adanya hujan kami harus mengambil air dari mata air yang cukup jauh bahkan membeli untuk menyiram tanaman kami,” ucapnya.
Masih kata dia, terlebih tanaman miliknya adalah kubis dan tomat dan tergolong membutuhkan air yang cukup, meskipun setiap hari dirinya menyiram tanaman tersebut tetapi tetap saja kekurangan air, lanjutnya tanaman miliknya kurus dan tidak sedikit yang mati. “Akibat kemarau saya mengalami kerugian yang tidak sedikit,” tutupnya. (nop)
Sekincau, WL - Akibat kemarau lebih dari tiga bulan membuat para petani sayuran yang ada di Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengeluh karena lahan untuk menanam sayuran yang telah lama tidak diguyur hujan mengering dan menyebabkan tanaman sayuran layu bahkan kering dan mati. Lebih dari itu, beberapa petani sayuran untuk mempertahankan tanaman mereka agar tetap hidup mereka mengandalkan air hujan dengan membuat kolam atau menampung pada tong kini harus mengambil alternatif lain dengan membeli atau mengambil dari mata air dengan jarak yang cukup jauh.
Hal tersebut dijelaskan Wagiman, petani sayur asal Pekon Waspada kepadaWarta Lambar ,Senin (11/9), mengaku jika tanaman miliknya banyak yang layu dan mati itu diakibatkan kemarau yang telah terhitung sejak bulan Juni lalu. Terlebih tidak adanya mata air didekat lahan miliknya membuat para petani di daerah itu harus membeli atau mengambil air dari jarak yang cukup jauh untuk menyiram tanaman mereka. “Karena tidak adanya hujan kami harus mengambil air dari mata air yang cukup jauh bahkan membeli untuk menyiram tanaman kami,” ucapnya.
Masih kata dia, terlebih tanaman miliknya adalah kubis dan tomat dan tergolong membutuhkan air yang cukup, meskipun setiap hari dirinya menyiram tanaman tersebut tetapi tetap saja kekurangan air, lanjutnya tanaman miliknya kurus dan tidak sedikit yang mati. “Akibat kemarau saya mengalami kerugian yang tidak sedikit,” tutupnya. (nop)
Tidak ada komentar