Balam Kekurangan Tenaga Pengajar dan Medis
Senin, 12 September 2011
Bandarlampung, WL - Sekretaris Kota (Sekkot) Bandarlampung Badri Tamam mengatakan pemerintah setempat masih membutuhkan tenaga medis untuk rumah sakit dan guru pengajar di sejumlah sekolah.
"Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung belum menerima surat moratorium dari Menteri dalam Negeri (Mendagri), sehingga akan tetap mengajukan surat permohonan kepada Pemerintah Pusat," ujarnya, JUmat (9/9). Badri juga mengatakan, surat sedang dalam proses pembuatan karena melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandarlampung, dan langsung mengajukan ke Pemerintah Pusat. Ia melanjutkan, sebenarnya bukan hanya tenaga medis dan guru yang dibutuhkan di PemKot Bandarlampung, tenaga yang menguasai materi akuntansi pun sangat dibutuhkan.
"Akuntansi sangat dibutuhkan karena mengingat kita sudah mendapatkan predikat wajar tanpa pengcualian (WTP) dari perwakilan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)," terangnya. Ia menjelaskan, pemerintah masih membutuhkan itu untuk ditempatkan di setiap dinas, karena harus bisa mempertahankan predikat tersebut. karena penilaian ini juga dilihat dari segi administrasi dan ketepatan laporan keuangan.
Menurut dia, mempertahankan itu lebih sulit dibandingkan dengan merebutnya kembali. Oleh karena itu sangat membutuhkan tenaga ahli akuntansi sebagai pendukung. Selain itu juga, tenaga arsitek pun masih sangat kurang, padahal dibutuhkan untuk merancang membangun Kota Bandarlampung. Untuk moratorium yang dikeluarkan (Mendagri) atas keputusannya yang menghentikan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pemkot tetap mendukung, namun saat ini pemerintah sedang membutuhkan tenaga ahli tersebut.
Ia mengatakan, jumlah para pencari kerja saat ini sangat banyak, dan sama halnya dengan jumlah tenaga kerja yang ada di lingkungan pemerintahan dan dunia usaha.
"Jika dunia usaha maju, pemerintah tidak perlu lagi mengangkat pegawai," pungkasnya.
Dia menjelaskan, namun dunia usaha yang ada saat ini belum cukup baik, sehingga pemerintah banyak memperkerjakan para pegawai. (len)
Bandarlampung, WL - Sekretaris Kota (Sekkot) Bandarlampung Badri Tamam mengatakan pemerintah setempat masih membutuhkan tenaga medis untuk rumah sakit dan guru pengajar di sejumlah sekolah.
"Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung belum menerima surat moratorium dari Menteri dalam Negeri (Mendagri), sehingga akan tetap mengajukan surat permohonan kepada Pemerintah Pusat," ujarnya, JUmat (9/9). Badri juga mengatakan, surat sedang dalam proses pembuatan karena melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bandarlampung, dan langsung mengajukan ke Pemerintah Pusat. Ia melanjutkan, sebenarnya bukan hanya tenaga medis dan guru yang dibutuhkan di PemKot Bandarlampung, tenaga yang menguasai materi akuntansi pun sangat dibutuhkan.
"Akuntansi sangat dibutuhkan karena mengingat kita sudah mendapatkan predikat wajar tanpa pengcualian (WTP) dari perwakilan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)," terangnya. Ia menjelaskan, pemerintah masih membutuhkan itu untuk ditempatkan di setiap dinas, karena harus bisa mempertahankan predikat tersebut. karena penilaian ini juga dilihat dari segi administrasi dan ketepatan laporan keuangan.
Menurut dia, mempertahankan itu lebih sulit dibandingkan dengan merebutnya kembali. Oleh karena itu sangat membutuhkan tenaga ahli akuntansi sebagai pendukung. Selain itu juga, tenaga arsitek pun masih sangat kurang, padahal dibutuhkan untuk merancang membangun Kota Bandarlampung. Untuk moratorium yang dikeluarkan (Mendagri) atas keputusannya yang menghentikan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pemkot tetap mendukung, namun saat ini pemerintah sedang membutuhkan tenaga ahli tersebut.
Ia mengatakan, jumlah para pencari kerja saat ini sangat banyak, dan sama halnya dengan jumlah tenaga kerja yang ada di lingkungan pemerintahan dan dunia usaha.
"Jika dunia usaha maju, pemerintah tidak perlu lagi mengangkat pegawai," pungkasnya.
Dia menjelaskan, namun dunia usaha yang ada saat ini belum cukup baik, sehingga pemerintah banyak memperkerjakan para pegawai. (len)
Tidak ada komentar