BSM, Hilangkan Kesenjangan Sosial
Kamis, 08 September 2011
Balikbukit, WL - Bantuan Siswa Miskin (BSM) Kementerian Agama RI dan diplot untuk 2.634 siswa yang mengenyam pendidikan formal di madrasah (sekolah) swasta, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) bertujuan mensejajarkan dan menghilangkan kesenjangan sosial antara siswa mampu dan miskin.
Demikian ditandaskan Kasi Mapenda Liwon, S.Ag., M.Ag., mendampingi Kakan Kemenag Drs. H. Khobiran Syah, M.Ag., kepada Warta Lambar di ruang kerjanya, Rabu (7/9). Dicontohkan, siswa pada umumnya merasa rendah diri (minder) jika tidak memiliki peralatan sekolah yang lengkap. Sebab itu, keberadaan BSM dimaksud diharapkan mampu memotivasi siswa untuk mendapatkan pendidikan minimal sederajat sekolah tingkat atas.
Selain itu, BSM juga diharapkan mampu membantu siswa miskin dalam mencukupi kebutuhan ketika belajar, seperti pembayaran jasa angkuatan dari kediaman siswa menuju lokasi belajar siswa itu sendiri. “Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak sekolah karena tidak ada ongkos,” tegas Liwon.
Sebab, sambung Liwon, mayoritas anak putus sekolah beralasan tidak memiliki dana yang cukup untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Itu karena faktor ekonomi orangtua anak yang tergolong tidak mampu. Dengan program bantuan tersebut diharapkan semua anak di Lambar tanpa terkecuali dapat mengenyam pendidikan hingga tingkat sederajat sekolah atas.
Sekadar tambahan, dari jumlah 2.634 siswa yang menerima bantuan dimaksud, rinciannya 1.056 siswa MI masing-masing siswa menerima Rp180 ribu/enam bulan. Selanjutnya 380 siswa MA mendapat Rp380 ribu/semester, sementara sisanya siswa MTs mendapat Rp360 ribu/enam bulan.
Sejumlah dana dimaksud diterima siswa via rekening masing-masing. “Untuk pencairan tahap dua, diperkirakan bulan Oktober mendatang,” pungkas Liwon. (esa)
Balikbukit, WL - Bantuan Siswa Miskin (BSM) Kementerian Agama RI dan diplot untuk 2.634 siswa yang mengenyam pendidikan formal di madrasah (sekolah) swasta, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) bertujuan mensejajarkan dan menghilangkan kesenjangan sosial antara siswa mampu dan miskin.
Demikian ditandaskan Kasi Mapenda Liwon, S.Ag., M.Ag., mendampingi Kakan Kemenag Drs. H. Khobiran Syah, M.Ag., kepada Warta Lambar di ruang kerjanya, Rabu (7/9). Dicontohkan, siswa pada umumnya merasa rendah diri (minder) jika tidak memiliki peralatan sekolah yang lengkap. Sebab itu, keberadaan BSM dimaksud diharapkan mampu memotivasi siswa untuk mendapatkan pendidikan minimal sederajat sekolah tingkat atas.
Selain itu, BSM juga diharapkan mampu membantu siswa miskin dalam mencukupi kebutuhan ketika belajar, seperti pembayaran jasa angkuatan dari kediaman siswa menuju lokasi belajar siswa itu sendiri. “Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak sekolah karena tidak ada ongkos,” tegas Liwon.
Sebab, sambung Liwon, mayoritas anak putus sekolah beralasan tidak memiliki dana yang cukup untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Itu karena faktor ekonomi orangtua anak yang tergolong tidak mampu. Dengan program bantuan tersebut diharapkan semua anak di Lambar tanpa terkecuali dapat mengenyam pendidikan hingga tingkat sederajat sekolah atas.
Sekadar tambahan, dari jumlah 2.634 siswa yang menerima bantuan dimaksud, rinciannya 1.056 siswa MI masing-masing siswa menerima Rp180 ribu/enam bulan. Selanjutnya 380 siswa MA mendapat Rp380 ribu/semester, sementara sisanya siswa MTs mendapat Rp360 ribu/enam bulan.
Sejumlah dana dimaksud diterima siswa via rekening masing-masing. “Untuk pencairan tahap dua, diperkirakan bulan Oktober mendatang,” pungkas Liwon. (esa)
Tidak ada komentar