Getah Karet dan Sawit Mulai Diunggulkan
Senin, 26 September 2011
Pagardewa, WL - Getah pohon karet dan tanaman sawit mulai diunggulkan warga Kecamatan Pagardewa Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat setempat menanam dua tanaman tersebut. Meski belum menyeluruh, sedikitnya 20 petani mulai menanam dengan cara tumpang sari di antara kebun kopi. Namun setelah dua jenis tanaman tersebut berumur dua hingga tiga tahun petani biasanya membuang semua jenis tanaman lain termasuk pohon kopi. Itu bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah.
Hal tersebut dijelaskan Camat Drs. Helmi, kepada Warta Lambar, Minggu (25/9). Menurutnya masyarakat setempat sudah banyak yang beralih menanam tanaman karet dan sawit. Terlebih tanaman kopi yang selama ini menjadi komoditas unggulan warga setempat cukup rentan terhadap cuaca, bahkan puncak terpuruknya hasil kopi dan harga komoditas tersebut menurun drastis dalam satu tahun terakhir. “Itu sebabnya banyak warga yang beralih menanam tanaman karet dan sawit,” ungkapnya.
Helmi menambahkan pihaknya juga turut serta dalam pameran pembangunan untuk memeriahkan HUT XX Lambar.
Pada acara tersebut pihaknya menampilkan beberapa item termasuk hasil getah karet dan buah sawit. Dijelaskannya setiap minggunya petani sawit menghasilkan lebih dari 10 ton buah sawit dan 1 ton getah karet. Namun para petani biasanya menjual dua hasil bumi tersebut ke luar daerah. Itu karena belum ada tempat pengolahan khusus di Lambar. “Selain harga jualnya yang cukup mahal perawatan untuk dua jenis tanaman tersebut tidak tergolong sulit,” tutupnya. (nop)
Pagardewa, WL - Getah pohon karet dan tanaman sawit mulai diunggulkan warga Kecamatan Pagardewa Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat setempat menanam dua tanaman tersebut. Meski belum menyeluruh, sedikitnya 20 petani mulai menanam dengan cara tumpang sari di antara kebun kopi. Namun setelah dua jenis tanaman tersebut berumur dua hingga tiga tahun petani biasanya membuang semua jenis tanaman lain termasuk pohon kopi. Itu bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah.
Hal tersebut dijelaskan Camat Drs. Helmi, kepada Warta Lambar, Minggu (25/9). Menurutnya masyarakat setempat sudah banyak yang beralih menanam tanaman karet dan sawit. Terlebih tanaman kopi yang selama ini menjadi komoditas unggulan warga setempat cukup rentan terhadap cuaca, bahkan puncak terpuruknya hasil kopi dan harga komoditas tersebut menurun drastis dalam satu tahun terakhir. “Itu sebabnya banyak warga yang beralih menanam tanaman karet dan sawit,” ungkapnya.
Helmi menambahkan pihaknya juga turut serta dalam pameran pembangunan untuk memeriahkan HUT XX Lambar.
Pada acara tersebut pihaknya menampilkan beberapa item termasuk hasil getah karet dan buah sawit. Dijelaskannya setiap minggunya petani sawit menghasilkan lebih dari 10 ton buah sawit dan 1 ton getah karet. Namun para petani biasanya menjual dua hasil bumi tersebut ke luar daerah. Itu karena belum ada tempat pengolahan khusus di Lambar. “Selain harga jualnya yang cukup mahal perawatan untuk dua jenis tanaman tersebut tidak tergolong sulit,” tutupnya. (nop)
Tidak ada komentar