Kelangkaan Air Bersih Melanda Batubrak
Senin, 26 September 2011
Batubrak, WL - Hampir seluruh pekon Kecamatan Batubrak Kebupaten Lampung Barat (Lambar), kesulitan mendapatkan air bersih sebab dalam kurun waktu dua bulan terakhir kualitas maupun pasokan air bersih untuk wilayah itu menurun drastis. Terlebih sejak memasuki musim kemarau, bulan Juni lalu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Limaukunci, kesulitan untuk memenuhi pasokan air bersih diakibatkan mengecilnya debit air di ulu sungai.
Hal tersebut dijelaskan warga setempat, Riandi, kepada Warta Lambar,Minggu (25/9). Menurutnya, pasokan air bersih untuk kecamatan tersebut tidak tercukupi. Terlebih air dari PDAM setempat terkadang tidak layak untuk dikonsumsi, sebab air yang mengalir keruh. “Untuk mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi terkadang kami harus membeli kepada penjual air,” ungkapnya.
Masih kata dia, air yang warga dapatkan dari PDAM tersebut tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dijelaskannya seluruh rumah yang ada di kecamatan itu hanya mendapatkan sekitar 300L/hari.
Sementara dalam satu hari terkadang hanya satu hingga dua jam mengalir dan selebihnya tidak. Warga sempat menanyakan prihal tersebut kepada petugas PDAM, namun petugas mengaku jika mengecilnya aliran air yang masuk ke rumah-rumah warga disebabkan kemarau. “Namun saat berubah warna petugas PDAM
seharusnya mengantisipasi masalah tersebut. Agar kolam penampungan air bersih tidak tercemari oleh air keruh yang mendadak mengalir,” tutupnya (nop)
Batubrak, WL - Hampir seluruh pekon Kecamatan Batubrak Kebupaten Lampung Barat (Lambar), kesulitan mendapatkan air bersih sebab dalam kurun waktu dua bulan terakhir kualitas maupun pasokan air bersih untuk wilayah itu menurun drastis. Terlebih sejak memasuki musim kemarau, bulan Juni lalu, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Limaukunci, kesulitan untuk memenuhi pasokan air bersih diakibatkan mengecilnya debit air di ulu sungai.
Hal tersebut dijelaskan warga setempat, Riandi, kepada Warta Lambar,Minggu (25/9). Menurutnya, pasokan air bersih untuk kecamatan tersebut tidak tercukupi. Terlebih air dari PDAM setempat terkadang tidak layak untuk dikonsumsi, sebab air yang mengalir keruh. “Untuk mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi terkadang kami harus membeli kepada penjual air,” ungkapnya.
Masih kata dia, air yang warga dapatkan dari PDAM tersebut tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dijelaskannya seluruh rumah yang ada di kecamatan itu hanya mendapatkan sekitar 300L/hari.
Sementara dalam satu hari terkadang hanya satu hingga dua jam mengalir dan selebihnya tidak. Warga sempat menanyakan prihal tersebut kepada petugas PDAM, namun petugas mengaku jika mengecilnya aliran air yang masuk ke rumah-rumah warga disebabkan kemarau. “Namun saat berubah warna petugas PDAM
seharusnya mengantisipasi masalah tersebut. Agar kolam penampungan air bersih tidak tercemari oleh air keruh yang mendadak mengalir,” tutupnya (nop)
Tidak ada komentar