Kemarau Picu Kebakaran dan ISPA
Rabu, 07 September 2011
Bandarlampung, WL - Musim panas atau kemarau yang cukup panjang saat ini, mulai memunculkan dampak serius dan mengkhawatirkan. Selain kekeringan, musim kemarau mulai memicu kebakaran serta meluasnya penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Di Kota Bandarlampung, kebakaran terjadi di Bukit Umbulbula, Gang Sukajadi, Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Palapa, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, tepatnya di depan Taman Budaya Provinsi Lampung.
Penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui secara pasti. Pihak pemadam kebakaran belum berhasil mengetahui sumber api. Namun dalam kebakaran ini tidak ada korban jiwa. Sebab, api dengan cepat dijinakkan petugas pemadam kebakaran. Kapolsek Tanjungkarang Pusat, Iptu Setyawan Dwi, mengatakan,
sampai saat ini belum diketahui penyebab kebakaran dan masih dalam penyelidikan."Belum diketahui (penyebab), nanti akan kita selidiki," ujarnya.
Sementara untuk mengantisipasi meluasnya diare dan inspa, masyarakat diharapkan meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di wilayah masing-masing. Sebab, musim kemarau akan membuat debu mudah berterbangan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), melalui semua puskesmas yang ada, pihaknya akan melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait semua program kesehatan yang ada khususnya berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan karena musim kemarau.
"Kami berharap warga bisa berpartisipasi dan bekerjasama dengan petugas kesehatan yang ada guna meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di wilayahnya. Sehingga kita terbebas dari berbagai jenis penyakit," pungkasnya.
Sementara Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung Bambang mengatakan, di musim kemarau memang sangat mudah terjadi kebakaran dan rawan munculnya berbagai penyakit. Namun Bambang menilai, kemarau tahun ini terbilang normal, hingga kini tidak terjadi kekeringan yang begitu membahayakan masyarakat.
"Jika dibandingkan dengan kemarau yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, kondisi saat ini terbilang normal, namun masyarakat harus tetap waspada terhadap kebakaran yang mungkin saja terjadi secara mendadak disebabkan kondisi panas,” ungkapnya.
Sementara BMKG pusat, menurut Bambang, hingga kini belum bisa memprediksi waktu berakhirnya musim kemarau. Kemarau di waktu-waktu sebelumnya, pada umumnya berakhir di awal bulan November. (len)
Bandarlampung, WL - Musim panas atau kemarau yang cukup panjang saat ini, mulai memunculkan dampak serius dan mengkhawatirkan. Selain kekeringan, musim kemarau mulai memicu kebakaran serta meluasnya penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Di Kota Bandarlampung, kebakaran terjadi di Bukit Umbulbula, Gang Sukajadi, Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Palapa, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, tepatnya di depan Taman Budaya Provinsi Lampung.
Penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui secara pasti. Pihak pemadam kebakaran belum berhasil mengetahui sumber api. Namun dalam kebakaran ini tidak ada korban jiwa. Sebab, api dengan cepat dijinakkan petugas pemadam kebakaran. Kapolsek Tanjungkarang Pusat, Iptu Setyawan Dwi, mengatakan,
sampai saat ini belum diketahui penyebab kebakaran dan masih dalam penyelidikan."Belum diketahui (penyebab), nanti akan kita selidiki," ujarnya.
Sementara untuk mengantisipasi meluasnya diare dan inspa, masyarakat diharapkan meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di wilayah masing-masing. Sebab, musim kemarau akan membuat debu mudah berterbangan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), melalui semua puskesmas yang ada, pihaknya akan melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait semua program kesehatan yang ada khususnya berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan karena musim kemarau.
"Kami berharap warga bisa berpartisipasi dan bekerjasama dengan petugas kesehatan yang ada guna meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di wilayahnya. Sehingga kita terbebas dari berbagai jenis penyakit," pungkasnya.
Sementara Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung Bambang mengatakan, di musim kemarau memang sangat mudah terjadi kebakaran dan rawan munculnya berbagai penyakit. Namun Bambang menilai, kemarau tahun ini terbilang normal, hingga kini tidak terjadi kekeringan yang begitu membahayakan masyarakat.
"Jika dibandingkan dengan kemarau yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, kondisi saat ini terbilang normal, namun masyarakat harus tetap waspada terhadap kebakaran yang mungkin saja terjadi secara mendadak disebabkan kondisi panas,” ungkapnya.
Sementara BMKG pusat, menurut Bambang, hingga kini belum bisa memprediksi waktu berakhirnya musim kemarau. Kemarau di waktu-waktu sebelumnya, pada umumnya berakhir di awal bulan November. (len)
Tidak ada komentar