LSM Geshindo Telusuri Pengadaan Rontgen
Kamis, 22 September 2011
Pesisir Tengah, WL - Masih terkait pengadaan peralatan rontgen di Puskesmas Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat (Lambar), guna mendapatkan kepastian ternyata penggiat LSM Geshindo melakukan penelusuran secara diam-diam. LSM tersebut mengaku mendapatkan data valid ihwal pengadaannya. “Informasi terbaru hasil penelusuran kami di lapangan, pengadaan peralatan tersebut dimark up,” tegas Ketua DPC LSM Geshindo Ali Arda itu, Rabu (21/9).
Ali mengatakan, pengadaan peralatan tersebut bersamaan waktunya dengan rehab gedung sekitar tahun 2008 dan telah pula ditingkatkan. Puskesmas Krui bukan saja melayani pasien rawat inap, tapi juga statusnya meningkat jadi rumah sakit mini. Karena itu, di wilayah pesisir puskesmas tersebut menjadi rujukan sebelum ke RSU Liwa. Sungguh disayangkan jika tengara yang dilontarkan Ali benar, artinya pengadaan itu hanya untuk memperkaya diri sendiri pihak rekanan.
Jadi, tandas Ali lagi, yang bisa disampaikannya, pihaknya telah melakukan penelusuaran dan mengumpulkan keterangan dari sumber yang layak dipercaya. Menurut sumber tandas dia, pagu anggaran paket pengadaan tersebut sekitar Rp300 jutaan. Sedangkan harga peralatan di Rp1a0-an juta lebih. Dengan demikia, terdapat kelebihan (baca: mark up) dana lebih dari 100%.
“Jadi, menurut saya seperti yang dikemukaan Kadis Kesehatan dr. Martin yang belum bisa difungsikan karena masih ada peralatannya yang kurang, itu sama sekali tidak benar. Sebenarnya peralatan itu tidak mungkin digunakan, karena memang tidak standar buatan Jerman yang harganya sekitar Rp300 jutaan. Sedangkan dana yang dibelanjakan hanya Rp100 juta lebih dikit. Jadi jauh sekali. Ini menarik sekali untuk dicermati,” pungkasnya. (aga)
Pesisir Tengah, WL - Masih terkait pengadaan peralatan rontgen di Puskesmas Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat (Lambar), guna mendapatkan kepastian ternyata penggiat LSM Geshindo melakukan penelusuran secara diam-diam. LSM tersebut mengaku mendapatkan data valid ihwal pengadaannya. “Informasi terbaru hasil penelusuran kami di lapangan, pengadaan peralatan tersebut dimark up,” tegas Ketua DPC LSM Geshindo Ali Arda itu, Rabu (21/9).
Ali mengatakan, pengadaan peralatan tersebut bersamaan waktunya dengan rehab gedung sekitar tahun 2008 dan telah pula ditingkatkan. Puskesmas Krui bukan saja melayani pasien rawat inap, tapi juga statusnya meningkat jadi rumah sakit mini. Karena itu, di wilayah pesisir puskesmas tersebut menjadi rujukan sebelum ke RSU Liwa. Sungguh disayangkan jika tengara yang dilontarkan Ali benar, artinya pengadaan itu hanya untuk memperkaya diri sendiri pihak rekanan.
Jadi, tandas Ali lagi, yang bisa disampaikannya, pihaknya telah melakukan penelusuaran dan mengumpulkan keterangan dari sumber yang layak dipercaya. Menurut sumber tandas dia, pagu anggaran paket pengadaan tersebut sekitar Rp300 jutaan. Sedangkan harga peralatan di Rp1a0-an juta lebih. Dengan demikia, terdapat kelebihan (baca: mark up) dana lebih dari 100%.
“Jadi, menurut saya seperti yang dikemukaan Kadis Kesehatan dr. Martin yang belum bisa difungsikan karena masih ada peralatannya yang kurang, itu sama sekali tidak benar. Sebenarnya peralatan itu tidak mungkin digunakan, karena memang tidak standar buatan Jerman yang harganya sekitar Rp300 jutaan. Sedangkan dana yang dibelanjakan hanya Rp100 juta lebih dikit. Jadi jauh sekali. Ini menarik sekali untuk dicermati,” pungkasnya. (aga)
Tidak ada komentar