Pasal Byar-Pet, PLN Liwa Bakal Didemo
Selasa, 20 September 2011
Waykrui, WL - Pelayanan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang tidak memuaskan membuat warga di wilayah pesisir, utamanya konsumen yang berdomisili di Pekon Gunungkemala Kecamatan Waykrui Kabupaten Lampung Barat (Lambar), merasa kesal.
Ketua DPC LSM Geshindo, Ali Arda, Senin (19/9), mengatakan masyarkat merasa kesal dengan pelayanan pelat merah tersebut karena kerap terjadi pemadaman dan daya tegangan yang rendah. “Kalau malam sudah tiba, lampu yang menyala tidak terang, akibatnya sering terjadi korsleting,” ungkap Ali.
Masih kata Ali, dalam waktu dekat direncanakan pihaknya bersama dengan masyarakat Lambar akan menggelar demo besar-besaran ke PLN Ranting Liwa. Meski begitu dia belum memastikan waktu pelaksanaan. Aksi tersebut untuk mempertanyakan pelayanan yang tidak memuaskan, salah satunya daya setrum (tegangan rendah) namun pembayaran tidak ada perubahan. “Dari 10 lampu hanya tiga yang menyala, dan biaya pembayaran tetap,” tambah Ali.
Ali berharap pihak PLN lebih transparan terhadap masyarakat dan tidak lagi memasang konsumen yang baru apabila besarnya daya sudah tidak mampu.
Ali menjelaskan pihaknya pernah melaporkan hal itu ke kejaksaan namun kemudian kecewa karena kinerja tidak seperti yang diharapkan. “Aparat penegak hukum tidak dapat diandalkan,” pungkas Ali. (nov)
Waykrui, WL - Pelayanan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang tidak memuaskan membuat warga di wilayah pesisir, utamanya konsumen yang berdomisili di Pekon Gunungkemala Kecamatan Waykrui Kabupaten Lampung Barat (Lambar), merasa kesal.
Ketua DPC LSM Geshindo, Ali Arda, Senin (19/9), mengatakan masyarkat merasa kesal dengan pelayanan pelat merah tersebut karena kerap terjadi pemadaman dan daya tegangan yang rendah. “Kalau malam sudah tiba, lampu yang menyala tidak terang, akibatnya sering terjadi korsleting,” ungkap Ali.
Masih kata Ali, dalam waktu dekat direncanakan pihaknya bersama dengan masyarakat Lambar akan menggelar demo besar-besaran ke PLN Ranting Liwa. Meski begitu dia belum memastikan waktu pelaksanaan. Aksi tersebut untuk mempertanyakan pelayanan yang tidak memuaskan, salah satunya daya setrum (tegangan rendah) namun pembayaran tidak ada perubahan. “Dari 10 lampu hanya tiga yang menyala, dan biaya pembayaran tetap,” tambah Ali.
Ali berharap pihak PLN lebih transparan terhadap masyarakat dan tidak lagi memasang konsumen yang baru apabila besarnya daya sudah tidak mampu.
Ali menjelaskan pihaknya pernah melaporkan hal itu ke kejaksaan namun kemudian kecewa karena kinerja tidak seperti yang diharapkan. “Aparat penegak hukum tidak dapat diandalkan,” pungkas Ali. (nov)
Tidak ada komentar