Pasca Kebakaran Perambah Belum Beraktivitas
Selasa, 13 September 2011
Batuketulis, WL - Kebakaran yang nyaris menghabiskan lebih dari 70% hutan adat yang ada di Pekon Bakhu Kecamatan Batuketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar) pertengahan Agustus 2011 lalu, diindikasikan didalangi perambahan itu sendiri.
Pantauan wartawan koran ini di lapngan, hingga saat ini belum satupun akivitas dilakukan perambah meskipun hutan marga telah dirambah secara besar-besaran dan terbakar. Kebakaran pada awalnya berasal dari lahan yang telah dibuka warga kemudian menjalar lebih dari puluhan hektare (Ha) hutan marga yang belum dibuka.
Warga setempat, Mardi, kepada Warta Lambar, Senin (11/9), mengatakan perambah hutan marga sementara telah menghentikan aktivitas membuka lahan tersebut meskipun saat ini bekas kebakaran hebat tampak sudah siap tanam. Lanjut dia, tidak menutup kemungkinan warga telah sadar akan dampak yang akan terjadi jika perambahan tetap dilakukan. “Kemungkinan warga menghentikan perambahan karena sadar akan dampak negatif jika hutan tersebut dijadikan lahan pertanian,” ucapnya.
Masih kata dia, selain dampak negatif dalam jangka panjang berhentinya aktivitas para perambah disebabkan takut terhadap pihak berwajib karena perambahan tersebut nyaris menghanguskan hutan marga milik Pekon Bedudu dan Pekon Sukarame. “Para perambah kemungkinan merasa takut dengan pihak berwajib sebab perambahan tersebut bukan hanya menghanguskan hutan marga Pekon Bakhu namun nyaris menghanguskan hutan marga Pekon Tetangga seperti, Bedudu dan Sukarame.” Tambahnya
Terpisah, Peratin Mat Nur mengaku akan menghijaukan kembali hutan marga yang sempat terbakar tersebut dengan menanam pohon-pohonan. Masih kata dia, sejauh ini belum ada dampak negatif atas terbakarnya hutan tersebut namun bisa dipastikan saat musim penghujan areal persawahan yang ada di sekitar hutan marga tersebut berpotensi diterjang banjir. “Selain banjir kondisi hutan dengan tebing cukup curam cukup berisiko dan akan mengakibatakan longsor,” tutup Mat Nur (nop)
Batuketulis, WL - Kebakaran yang nyaris menghabiskan lebih dari 70% hutan adat yang ada di Pekon Bakhu Kecamatan Batuketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar) pertengahan Agustus 2011 lalu, diindikasikan didalangi perambahan itu sendiri.
Pantauan wartawan koran ini di lapngan, hingga saat ini belum satupun akivitas dilakukan perambah meskipun hutan marga telah dirambah secara besar-besaran dan terbakar. Kebakaran pada awalnya berasal dari lahan yang telah dibuka warga kemudian menjalar lebih dari puluhan hektare (Ha) hutan marga yang belum dibuka.
Warga setempat, Mardi, kepada Warta Lambar, Senin (11/9), mengatakan perambah hutan marga sementara telah menghentikan aktivitas membuka lahan tersebut meskipun saat ini bekas kebakaran hebat tampak sudah siap tanam. Lanjut dia, tidak menutup kemungkinan warga telah sadar akan dampak yang akan terjadi jika perambahan tetap dilakukan. “Kemungkinan warga menghentikan perambahan karena sadar akan dampak negatif jika hutan tersebut dijadikan lahan pertanian,” ucapnya.
Masih kata dia, selain dampak negatif dalam jangka panjang berhentinya aktivitas para perambah disebabkan takut terhadap pihak berwajib karena perambahan tersebut nyaris menghanguskan hutan marga milik Pekon Bedudu dan Pekon Sukarame. “Para perambah kemungkinan merasa takut dengan pihak berwajib sebab perambahan tersebut bukan hanya menghanguskan hutan marga Pekon Bakhu namun nyaris menghanguskan hutan marga Pekon Tetangga seperti, Bedudu dan Sukarame.” Tambahnya
Terpisah, Peratin Mat Nur mengaku akan menghijaukan kembali hutan marga yang sempat terbakar tersebut dengan menanam pohon-pohonan. Masih kata dia, sejauh ini belum ada dampak negatif atas terbakarnya hutan tersebut namun bisa dipastikan saat musim penghujan areal persawahan yang ada di sekitar hutan marga tersebut berpotensi diterjang banjir. “Selain banjir kondisi hutan dengan tebing cukup curam cukup berisiko dan akan mengakibatakan longsor,” tutup Mat Nur (nop)
Tidak ada komentar