Pengerjaan Jalan Produksi Dikritisi
Rabu, 14 September 2011
Batuketulis, WL - Pengerjaan proyek jalan produksi berbentuk susunan batu onderlaghdi Pekon Batukebayan Kecamatan Batuketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kembali dikritisi warga. Pasalnya, pengerjaan jalan yang baru 50% terselesaikan tersebut, terkesan asal jadi mengingat, saat ini batu-batu yang dipasang telah banyak terlepas.
Hal tersebut dijelaskan warga setempat, Syeh kepada Warta Lambar, Selasa (13/9). Menurutnya, selain pengerjaan jalan tersebut selain terkesan asal jadi juga banya ditemukan kejanggalan seperti, batu yang digunakan untuk jalan tersebut di anggap Ilegal karena tidak menggunakan batu dari pangkalan yang resmi melainkan memanfaatkan batu-batu disekitar lokasi pengerjaan jalan tersebut.
Ironisnya, ketika wartawan koran ini mengkonfimasikan ihwal batu yang dipakai salah seorang pengelola proyek tersebut Syarif, mengatakan pihaknya membeli batu tersebut dari Peratin Murtoyo. “Kami membeli batu-batu itu dari peratin,” jelasnya.
Namun ketika Peratin tersebut ditanya, batu-batu illegal tersebut diminta oleh pihak pengelola dan Syarif siap bertanggung jawab jika dikeritisi siapapun soal batu-batu illegal tersebut. “Katanya Syarif akan bertanggung
jawab semuanya apabila ada yang mengkeritisi batu-batu itu,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi Aparatur Negara (LITPK-AN) Arhap, mengatakan proyek tersebut terkesan banyak penyelewangan mengingat, pengakuan pihak rekanan yang mengelola dan aparat setempat tidak singkron.
“Ada apa dengan keduanya,” ungkap Arhap.
Pihaknya berharap, kepada pemerintah terkait untuk memantau kinerja pihak proyek dan aparat pekon tersebut utamanya Murtoyo. “Mengapa peroyek tersebut dipermainkan,” pungkasnya. (san)
Batuketulis, WL - Pengerjaan proyek jalan produksi berbentuk susunan batu onderlaghdi Pekon Batukebayan Kecamatan Batuketulis Kabupaten Lampung Barat (Lambar), kembali dikritisi warga. Pasalnya, pengerjaan jalan yang baru 50% terselesaikan tersebut, terkesan asal jadi mengingat, saat ini batu-batu yang dipasang telah banyak terlepas.
Hal tersebut dijelaskan warga setempat, Syeh kepada Warta Lambar, Selasa (13/9). Menurutnya, selain pengerjaan jalan tersebut selain terkesan asal jadi juga banya ditemukan kejanggalan seperti, batu yang digunakan untuk jalan tersebut di anggap Ilegal karena tidak menggunakan batu dari pangkalan yang resmi melainkan memanfaatkan batu-batu disekitar lokasi pengerjaan jalan tersebut.
Ironisnya, ketika wartawan koran ini mengkonfimasikan ihwal batu yang dipakai salah seorang pengelola proyek tersebut Syarif, mengatakan pihaknya membeli batu tersebut dari Peratin Murtoyo. “Kami membeli batu-batu itu dari peratin,” jelasnya.
Namun ketika Peratin tersebut ditanya, batu-batu illegal tersebut diminta oleh pihak pengelola dan Syarif siap bertanggung jawab jika dikeritisi siapapun soal batu-batu illegal tersebut. “Katanya Syarif akan bertanggung
jawab semuanya apabila ada yang mengkeritisi batu-batu itu,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi Aparatur Negara (LITPK-AN) Arhap, mengatakan proyek tersebut terkesan banyak penyelewangan mengingat, pengakuan pihak rekanan yang mengelola dan aparat setempat tidak singkron.
“Ada apa dengan keduanya,” ungkap Arhap.
Pihaknya berharap, kepada pemerintah terkait untuk memantau kinerja pihak proyek dan aparat pekon tersebut utamanya Murtoyo. “Mengapa peroyek tersebut dipermainkan,” pungkasnya. (san)
Tidak ada komentar