Pengerjaan Proyek Drainase Sinarluas Mengecewakan
Senin, 19 September 2011
Kebuntebu, WL - Pengerjaan proyek drainase sepanjang 300M di Pekon Sinarluas Kecamatan Kebuntebu Kabupaten Lampung Barat (Lambar), bersumber Anggaran Pendapatan Balanja Daerah (APBD) 2011, mengcewakan. Selain diindikasi tak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB), proyek itu juga disinyalir tak sesuai petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk tekhnis (juknis) yang ada.
Warga setempat, Agus, kepada Warta Lambar, Minggu (18/9), selain tak maksimal, pengerjaan proyek itu juga terkesan ditutup-tutupi terhadap warga setempat karena progresnya telah lebih dari 50% hingga kini plang proyek tak dipasang. Sehingga warga setempat tidak mengetahui sumber dan nilai atau nominal proyek. “Masyarakat merasa dikelabui atas pengerjan proyek itu,” jelasnya.
Ditambahkan Agus, selain pengerjaan proyek diduga tidak maksimal itu, saluran irigasi yang dibangun dianggap sia-sia karena tak mampu mengairi seluruh areal persawahan di wilayah tersebut. Permasalahan lain yang ditemukan juga dianggap warga janggal karena pembuangannya diarahkan ke kebun kopi milik warga. “Itu dapat merusak kebun warga,” tambahnya. Sayang ketika hendak dikonfirmasi pengelola proyek tidak berada di tempat.
Menanggapi hal tersebut Ketua LSM Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi Aparatur Negara (LITPK-AN), Arhap, mengatakan proyek tersebut hanya menghabiskan anggaran. Selain pengerjaanya yang tidak maksimal juga dianggap sia-sia karena tak mampu mengairi seluruh areal persawahan di sekitarnya. “Proyek mubazir!” Demikian Arhap. (san)
Kebuntebu, WL - Pengerjaan proyek drainase sepanjang 300M di Pekon Sinarluas Kecamatan Kebuntebu Kabupaten Lampung Barat (Lambar), bersumber Anggaran Pendapatan Balanja Daerah (APBD) 2011, mengcewakan. Selain diindikasi tak sesuai Rancangan Anggaran Biaya (RAB), proyek itu juga disinyalir tak sesuai petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk tekhnis (juknis) yang ada.
Warga setempat, Agus, kepada Warta Lambar, Minggu (18/9), selain tak maksimal, pengerjaan proyek itu juga terkesan ditutup-tutupi terhadap warga setempat karena progresnya telah lebih dari 50% hingga kini plang proyek tak dipasang. Sehingga warga setempat tidak mengetahui sumber dan nilai atau nominal proyek. “Masyarakat merasa dikelabui atas pengerjan proyek itu,” jelasnya.
Ditambahkan Agus, selain pengerjaan proyek diduga tidak maksimal itu, saluran irigasi yang dibangun dianggap sia-sia karena tak mampu mengairi seluruh areal persawahan di wilayah tersebut. Permasalahan lain yang ditemukan juga dianggap warga janggal karena pembuangannya diarahkan ke kebun kopi milik warga. “Itu dapat merusak kebun warga,” tambahnya. Sayang ketika hendak dikonfirmasi pengelola proyek tidak berada di tempat.
Menanggapi hal tersebut Ketua LSM Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi Aparatur Negara (LITPK-AN), Arhap, mengatakan proyek tersebut hanya menghabiskan anggaran. Selain pengerjaanya yang tidak maksimal juga dianggap sia-sia karena tak mampu mengairi seluruh areal persawahan di sekitarnya. “Proyek mubazir!” Demikian Arhap. (san)
Tidak ada komentar