Petai Sayuran Bersyukur Turun Hujan
Rabu, 21 September 2011
Sukau, WL - Petani sayuran di Pekon Tanjungraya Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat (Lambar) merasa lega setelah berakhirnya musim panas. Sebab, sejak lima bulan lalu petani sayuran di daerah tersebut tidak bisa menanam akibat musim panas. Selama itu juga petani tidak bisa menanam sehingga beberapa di antaranya yang memiliki modal kecil terancam merugi. Parahnya lagi, petani yang menggarap lahan sewa tentu kerugian yang dialami bertambah.
Mujiono, salah seorang petani sayuran, Selasa (20/9), menuturkan sejak masa panen lima bulan yang lalu dirinya dan petani yang lain beristirahat total akibat musim panas. Sejak musim panas datang berbagai cara pernah dilakukan untuk tetap menanam tetapi hasil yang didapatka tidak sesuai dengan yang diharapkan, berbagai jenis sayuran yang pernah ditanam, di antaranya wortel, sawi, dan terung, semua dari tanaman sayuran tersebut terhitung gagal panen.
Mujiono menambahkan, sejak turun hujan seminggu terakhir beberapa petani sayuran mulai menanam kembali, setelah lahan dan bibit sayuran dipersiapkan sejak sebulan yang lalu selain musim tanam yang dilakukan beberapa petani juga sedang mengolah lahan untuk persiapan penanaman kembali. “Semoga dimusim taman kali ini tidak gagal kembali dan kerugian yang pernah terjadi bisa tertutupi,” terangnya.
Terpisah, pemilik kios sayuran Prawito, menambahkan, bukan hanya petani sayuran yang merasa rugi saat musim panas menjelang tapi juga pemilik kios. Karena selain berkurangnya pasokan sayuran dari petani juga menurunnya kualitas dari berbagai sayuran akibat menurunnya pasokan dan kualitas sayuran berimbas menurunnya permintaan dari luar kabupaten. “Diharapkan petani bisa menjaga kualitas sayuran agar harga jual bisa kembali mahal,” pungkasnya. (rom)
Sukau, WL - Petani sayuran di Pekon Tanjungraya Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat (Lambar) merasa lega setelah berakhirnya musim panas. Sebab, sejak lima bulan lalu petani sayuran di daerah tersebut tidak bisa menanam akibat musim panas. Selama itu juga petani tidak bisa menanam sehingga beberapa di antaranya yang memiliki modal kecil terancam merugi. Parahnya lagi, petani yang menggarap lahan sewa tentu kerugian yang dialami bertambah.
Mujiono, salah seorang petani sayuran, Selasa (20/9), menuturkan sejak masa panen lima bulan yang lalu dirinya dan petani yang lain beristirahat total akibat musim panas. Sejak musim panas datang berbagai cara pernah dilakukan untuk tetap menanam tetapi hasil yang didapatka tidak sesuai dengan yang diharapkan, berbagai jenis sayuran yang pernah ditanam, di antaranya wortel, sawi, dan terung, semua dari tanaman sayuran tersebut terhitung gagal panen.
Mujiono menambahkan, sejak turun hujan seminggu terakhir beberapa petani sayuran mulai menanam kembali, setelah lahan dan bibit sayuran dipersiapkan sejak sebulan yang lalu selain musim tanam yang dilakukan beberapa petani juga sedang mengolah lahan untuk persiapan penanaman kembali. “Semoga dimusim taman kali ini tidak gagal kembali dan kerugian yang pernah terjadi bisa tertutupi,” terangnya.
Terpisah, pemilik kios sayuran Prawito, menambahkan, bukan hanya petani sayuran yang merasa rugi saat musim panas menjelang tapi juga pemilik kios. Karena selain berkurangnya pasokan sayuran dari petani juga menurunnya kualitas dari berbagai sayuran akibat menurunnya pasokan dan kualitas sayuran berimbas menurunnya permintaan dari luar kabupaten. “Diharapkan petani bisa menjaga kualitas sayuran agar harga jual bisa kembali mahal,” pungkasnya. (rom)
Tidak ada komentar