Rabat Beton di Suoh tak Maksimal
Selasa, 06 September 2011
Suoh, WL - Pembangunan rabat beton sepanjang 1.500 meter, melalui Perogram Nasional Pembardayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di Pekon Bandingagung Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat (Lambar), dianggap tak maksimal. Pasalnya, pembangunan tersebut hanya menggunakan material yang ada di sekitar pekerjaan, serta pengadukan material dilakukan dengan cara manual dan tidak menggunakan molen.
Hal tersebut dijelaskan Amat, warga setempat kepada “Warta Lambar,” Senin (4/9). Menurutnya, pembangunan tersebut terlihat banyak kejanggalan seperti tidak adanya plang anggaran yang terpampang di lokasi pembangunan, untuk mempertebal rabat dasar badan jalan di taburi dengan batu-batu bulat sehingga sabat menjadi terlihat tebal.
Ditambahkannya, dengan adanya pembangunan yang dianggap tak maksimal tersebut sebagian warga merasa dikecewakan. “Pembangunan itu asal-aslan saja,” jelasnya.
Masih kata molen yang dianggarkan untuk pembangunan tersebut, kerap dipertanyakan warga namun pihak Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), hanya mengatakan pihaknya masih mengusahakan. Namun hingga pembangunan telah 75% melen tersebut belum didapat.
Pihaknya berharap kepada pihak-pihak TPK dan UPK untuk transparan dengan warga. “karena yang akan memanfaatkan jalan tersebut warga,” tambahnya. Namun ketika wartawan koran ini bermaksud mengkonfirmasikan hal tersebut, ketua TPK, ketua TPK, Mahyun tidak berada di rumahnya. (san)
Suoh, WL - Pembangunan rabat beton sepanjang 1.500 meter, melalui Perogram Nasional Pembardayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di Pekon Bandingagung Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat (Lambar), dianggap tak maksimal. Pasalnya, pembangunan tersebut hanya menggunakan material yang ada di sekitar pekerjaan, serta pengadukan material dilakukan dengan cara manual dan tidak menggunakan molen.
Hal tersebut dijelaskan Amat, warga setempat kepada “Warta Lambar,” Senin (4/9). Menurutnya, pembangunan tersebut terlihat banyak kejanggalan seperti tidak adanya plang anggaran yang terpampang di lokasi pembangunan, untuk mempertebal rabat dasar badan jalan di taburi dengan batu-batu bulat sehingga sabat menjadi terlihat tebal.
Ditambahkannya, dengan adanya pembangunan yang dianggap tak maksimal tersebut sebagian warga merasa dikecewakan. “Pembangunan itu asal-aslan saja,” jelasnya.
Masih kata molen yang dianggarkan untuk pembangunan tersebut, kerap dipertanyakan warga namun pihak Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), hanya mengatakan pihaknya masih mengusahakan. Namun hingga pembangunan telah 75% melen tersebut belum didapat.
Pihaknya berharap kepada pihak-pihak TPK dan UPK untuk transparan dengan warga. “karena yang akan memanfaatkan jalan tersebut warga,” tambahnya. Namun ketika wartawan koran ini bermaksud mengkonfirmasikan hal tersebut, ketua TPK, ketua TPK, Mahyun tidak berada di rumahnya. (san)
Tidak ada komentar