Sejak H+1 Elpiiji 3Kg Muncul Lagi
Selasa, 06 September 2011
Waytenong, WL - Eceran gas elpiji ukuran 3Kg yang sempat langka dan diduga ada penimbunan baru bermunculan sejak Kamis (1/9) atau H+1 pasca Lebaran Idul Fitri 1432 H, dijual dengan harga yang cukup tinggi berkisar Rp25.000/3Kg hingga mencapai Rp30.000/3Kg, hingga harui ini masih banyak beredar gas
elpiji ukuran 3 Kg yang dijual ditoko atau kios yang ada dikecamatan tersebut. Hal tersebut jelas dikeluhkan warga setempat pasalnya memasuki H-7 gas elpiji ukuran 3 Kg mulai langka dan baru beredar kembali sejak H+1, warga harus membeli harga tinggi sebab menjadi kebutuhan penting ibu rumah tangga.
Pantauan wartawan koran ini Senin (5/9) di beberapa kios yang ada di kecamatan tersebut harga belum juga menunjukkan akan kembali normal, jawaban dari para penjual eceran cukup jelas bahwa penjual menaikkan harga dari sebelumnya karena penjual membeli dari agen penyuplai dengan harga yang cukup tinggi. Bahkan karena disebabkan kelangkaan tersebut penjual membeli dari luar kecamatan bahkan dari Bukitkemuning Lampung Utara.
H. Asnan, misalnya, kepada Warta Lambar dirinya mengaku, mendapatkan gas elpiji ukuran 3Kg dari Kecamatan Sumberjaya, akibat dari dirinya yang membeli dengan harga tinggi dirinya juga harus menjual dengan harga diatas normal tersebut. “Saya mendapatkan dari Sumberjaya dan saya membeli dengan
harga tinggi,” ucapnya.
Masih kata Asnan, dirinya menduga ada penimbunan oleh oknum yang memang sengaja menimbun saat menjelang lebaran untuk bisa dijual dengan harga yang tinggi, lanjut dia dirinya berharap instansi terkait bisa memantau dan mencari biang penyebab kelangkaan gas elpiji 3 Kg tersebut, terlebih menjelang lebaran idul fitri setiap tahunnya. (nop)
Waytenong, WL - Eceran gas elpiji ukuran 3Kg yang sempat langka dan diduga ada penimbunan baru bermunculan sejak Kamis (1/9) atau H+1 pasca Lebaran Idul Fitri 1432 H, dijual dengan harga yang cukup tinggi berkisar Rp25.000/3Kg hingga mencapai Rp30.000/3Kg, hingga harui ini masih banyak beredar gas
elpiji ukuran 3 Kg yang dijual ditoko atau kios yang ada dikecamatan tersebut. Hal tersebut jelas dikeluhkan warga setempat pasalnya memasuki H-7 gas elpiji ukuran 3 Kg mulai langka dan baru beredar kembali sejak H+1, warga harus membeli harga tinggi sebab menjadi kebutuhan penting ibu rumah tangga.
Pantauan wartawan koran ini Senin (5/9) di beberapa kios yang ada di kecamatan tersebut harga belum juga menunjukkan akan kembali normal, jawaban dari para penjual eceran cukup jelas bahwa penjual menaikkan harga dari sebelumnya karena penjual membeli dari agen penyuplai dengan harga yang cukup tinggi. Bahkan karena disebabkan kelangkaan tersebut penjual membeli dari luar kecamatan bahkan dari Bukitkemuning Lampung Utara.
H. Asnan, misalnya, kepada Warta Lambar dirinya mengaku, mendapatkan gas elpiji ukuran 3Kg dari Kecamatan Sumberjaya, akibat dari dirinya yang membeli dengan harga tinggi dirinya juga harus menjual dengan harga diatas normal tersebut. “Saya mendapatkan dari Sumberjaya dan saya membeli dengan
harga tinggi,” ucapnya.
Masih kata Asnan, dirinya menduga ada penimbunan oleh oknum yang memang sengaja menimbun saat menjelang lebaran untuk bisa dijual dengan harga yang tinggi, lanjut dia dirinya berharap instansi terkait bisa memantau dan mencari biang penyebab kelangkaan gas elpiji 3 Kg tersebut, terlebih menjelang lebaran idul fitri setiap tahunnya. (nop)
Tidak ada komentar