Tanaman Padi Warga Dipanen Dini
Jum'at, 16 September 2011
Waytenong, WL - Tanaman padi milik Sarijan, warga Pekon Padangtambak Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat (Lambar), yang dinilai belum layak panen, harus dipanen dini karena kebutuhan ekonomi yang mendesak. Belum lagi hama burung, menjadi alasan Sarijan memanen padinya. Hasil aritan Sarijan tampak masih banyak yang berwarna hijau.
Ditemui di areal sawahnya, Sarijan yang tengah merontokkan padi, Kamis (15/9), mengaku tanaman padi milikya memang belum waktunya dipanen. Namun karena kebutuhan yang mendesak ia menggarap tanaman padinya meski tidak sedikit yang masih berwarna hijau. Untuk berbicara kualitas, sambung,Sarijan tidak jauh beda dengan padi yang sudah kuning. Setelah padi diolah menjadi beras banyak yang berwarna putih pucat, kualitas tidak sebagus panenan yang sudah waktunya. “Namun rasa setelah diolah menjadi beras dari hasil panennya tidak berbeda dengan yang lainnya,” ucapnya
Masih kata dia, beras itu dijual dengan harga berbeda. Meski begitu tetapdilakukannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Alasan lain, tensi hama burung yang melanda wilayah tersebut pada saat tanaman padi menjelang panen dan ia dapat mencari pekerjaan lain, seperti serabutan. “Jadi untuk menghindari puso saya memanen lebih awal,” tandasnya. (nop)
Waytenong, WL - Tanaman padi milik Sarijan, warga Pekon Padangtambak Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat (Lambar), yang dinilai belum layak panen, harus dipanen dini karena kebutuhan ekonomi yang mendesak. Belum lagi hama burung, menjadi alasan Sarijan memanen padinya. Hasil aritan Sarijan tampak masih banyak yang berwarna hijau.
Ditemui di areal sawahnya, Sarijan yang tengah merontokkan padi, Kamis (15/9), mengaku tanaman padi milikya memang belum waktunya dipanen. Namun karena kebutuhan yang mendesak ia menggarap tanaman padinya meski tidak sedikit yang masih berwarna hijau. Untuk berbicara kualitas, sambung,Sarijan tidak jauh beda dengan padi yang sudah kuning. Setelah padi diolah menjadi beras banyak yang berwarna putih pucat, kualitas tidak sebagus panenan yang sudah waktunya. “Namun rasa setelah diolah menjadi beras dari hasil panennya tidak berbeda dengan yang lainnya,” ucapnya
Masih kata dia, beras itu dijual dengan harga berbeda. Meski begitu tetapdilakukannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Alasan lain, tensi hama burung yang melanda wilayah tersebut pada saat tanaman padi menjelang panen dan ia dapat mencari pekerjaan lain, seperti serabutan. “Jadi untuk menghindari puso saya memanen lebih awal,” tandasnya. (nop)
Tidak ada komentar