Harga Labu Siam Meroket
Sekincau, WL - Petani labu siam di Pekon Pampangan Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat (Lambar), saat ini bisa tersenyum lebar. Pasalnya, hanya dengan jarak waktu satu bulan harga labu siam yang semula hanya Rp200/Kg kini meroket menjadi 10 kali lipat, Rp2.000/Kg. Hal tersebut dijelaskan seorang petani labu siam Mustofa, kepada Warta Lambar, Rabu (19/10).
Menurutnya, sebulan sebelumnya harga komoditas tersebut Rp200-Rp300/Kg akan tetapi saat ini melonjak begitu cepat. Ditambahkannya, selama ini petani tidak terlalu semangat merawat tanaman tesebut karena harga yang tidak maksimal. “Selama ini tanaman itu tidak dirawat, karena harganya murah,” jelasnya.
Namuan, saat ini petani labu siam mulai merawat kembali tanaman tersebut kembali dirawat dengan maksimal seperti penyemprotan pemupukan dan pembersihan gulma yang ada di lokasi.
Masih kata dia, kebun labu siam miliknya seluas 0,5Ha mampu menghasilkan 2 ton/minggu. Mengingat, tanaman tersebut dapat dipanen satu minggu satu kali, saat ini petani tersebut semakin semangat merawat tanamannya itu, karena harga perkilo gramnya cukup menjanjikan.
Dia berharap harga tanaman tersebut tidak lagi turun, karena hanya komoditas itu merupakan salah satu andalan baginya dalam menghidupi keluarga. “Saya berharap harganya tidak lagi turun karena kalau seperti kemarin keluarga saya mau makan apa,” pungkasnya. (san)
Kamis, 20 Oktober 2011
*)
Menurutnya, sebulan sebelumnya harga komoditas tersebut Rp200-Rp300/Kg akan tetapi saat ini melonjak begitu cepat. Ditambahkannya, selama ini petani tidak terlalu semangat merawat tanaman tesebut karena harga yang tidak maksimal. “Selama ini tanaman itu tidak dirawat, karena harganya murah,” jelasnya.
Namuan, saat ini petani labu siam mulai merawat kembali tanaman tersebut kembali dirawat dengan maksimal seperti penyemprotan pemupukan dan pembersihan gulma yang ada di lokasi.
Masih kata dia, kebun labu siam miliknya seluas 0,5Ha mampu menghasilkan 2 ton/minggu. Mengingat, tanaman tersebut dapat dipanen satu minggu satu kali, saat ini petani tersebut semakin semangat merawat tanamannya itu, karena harga perkilo gramnya cukup menjanjikan.
Dia berharap harga tanaman tersebut tidak lagi turun, karena hanya komoditas itu merupakan salah satu andalan baginya dalam menghidupi keluarga. “Saya berharap harganya tidak lagi turun karena kalau seperti kemarin keluarga saya mau makan apa,” pungkasnya. (san)
Kamis, 20 Oktober 2011
*)
Tidak ada komentar