Harga Lada Hitam Capai Rp55 Ribu/Kg
Waytenong, WL - Harga komoditas lada hitam di beberapa kios yang ada di Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat (Lambar) meningkat drastis dalam satu minggu terakhir, yakni mencapai Rp55 ribu/Kg. Sementara satu minggu sebelumnya hanya Rp40 ribu/Kg. Meski harga tergolong tinggi, tetap dikeluhkan masyarakat setempat. Sebab hasil dari komoditas tersebut tidak bisa diandalkan hanya 35% selebihnya mati terserang penyakit. Hal tersebut dijelaskan H. Amrun, pemilik kios di Pekon Sukananti, kepada Warta Lambar, Senin (26/9).
Menurutnya, tahun ini puncak tertinggi harga lada hitam. Namun, tanaman lada tidak bertahan lama dan rentan terhadap cuaca hingga terserang penyakit seperti jamur pada bagian akar hingga menjalar keseluruh batang. Tak pelak petani kecewa. Selaku pembeli hasil bumi dia terkena imbas. Itu karena pendapatan menurun dari dibanding tahun lalu. “Tidak ada yang diuntungkan dengan mahalnya harga tersebut, kecuali yang menyimpan lada pada tahun lalu dan dijual sekarang,” ungkapnya.
Dia berharap penyuluhan-penyuluhan dari Badan Pengawasan Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (BP3K), mengatasi permasalahan tersebut. Terlebih hampir seluruh perkebunan lada petani mati akibat terserang penyakit. “Untuk itu BP3K diharapkan untuk turun lapangan mengadakan penyuluhan-penyuluhan
kepada petani lada,” tutupnya. (nop)
Selasa, 27 September 2011
Menurutnya, tahun ini puncak tertinggi harga lada hitam. Namun, tanaman lada tidak bertahan lama dan rentan terhadap cuaca hingga terserang penyakit seperti jamur pada bagian akar hingga menjalar keseluruh batang. Tak pelak petani kecewa. Selaku pembeli hasil bumi dia terkena imbas. Itu karena pendapatan menurun dari dibanding tahun lalu. “Tidak ada yang diuntungkan dengan mahalnya harga tersebut, kecuali yang menyimpan lada pada tahun lalu dan dijual sekarang,” ungkapnya.
Dia berharap penyuluhan-penyuluhan dari Badan Pengawasan Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (BP3K), mengatasi permasalahan tersebut. Terlebih hampir seluruh perkebunan lada petani mati akibat terserang penyakit. “Untuk itu BP3K diharapkan untuk turun lapangan mengadakan penyuluhan-penyuluhan
kepada petani lada,” tutupnya. (nop)
Selasa, 27 September 2011
Tidak ada komentar