Jalur Penghubung Luas-Hujung Riskan
Batuketulis, WL - Jalur penghubung Pekon Luas Kecamatan Batuketulis–Pekon Hujung Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung barat (Lambar), riskan. Kondisi tersebut cukup berbahaya untuk para pengendara yang melintas jika tidak berhati-hati sebab di badan jalan terdapat lubang-lubang besar menganga karena aspal hotmix terkelupas dan dikhawatirkan akan menelan korban jiwa.
Pantauan wartawan koran ini, Selasa (27/9), kerusakan badan jalan yang telah bertahun-tahun bahkan terjadi sejak beberapa bulan pasca dibangun jalan atau sekitar tahun 2005 silam, hingga saat ini belum ada perbaikan dari instansi terkait meskipun kendaraan roda empat (R4) cukup sulit melintasi jalur tersebut.
Dari kerusakan jalan tersebut bisa dipastikan jalan perekonomian warga cukup terhambat. Sekadar diketahui jalan tersebut adalah jalur utama menuju Hujung- Campangtiga yang didiami lebih dari 8.000 jiwa. Tak kurang sekitar 700 kendaraan yang melintasi jalan tersbeut perharinya.
Pengakuan warga setempat, Poniran, jika kerusakan jalur penghubung itu cukup memperihatinkan. Pasalnya tidak sedikit terjadi kecelakaan saat berusaha melintasi jalan yang cukup parah pada titik sekitar 1Km dari jalan provinsi. “Terlebih pada saat melintasi jalur tersebut malam hari cukup berisiko jika tidak berhati-hati,” ungkapnya.
Masih kata dia, kerusakan pada badan jalan sepanjang 10Km sudah berlangsung sekitar 10 tahun silam. Masyarakat setempat cukup mengeluhkan kondisi jalan tersebut. Terlebih siswa sekolah SMP maupun SMA yang sekolah di Kecamatan Belalau harus memburu waktu pada saat berangkat sekolah serta jalur tersebut
menjadi jalan keluar hasil bumi petani yang ada di pedalaman tersebut, serta dengan kerusakan yang cukup parah ongkos ojek menuju pekon-pekon pedalaman meningkat hingga 50% semula Rp100.000/orang kini mencapai Rp150.000/orang . “Kami berharap adanya pembangunan yang diarahkan untuk jalan dimaksud.
Terlebih itu adalah satu-satunya jalan menuju Simpangluas yang menjadi tempat menjual hasil bumi seperti kopi,” tutupnya (nop)
Rabu, 28 September 2011
Pantauan wartawan koran ini, Selasa (27/9), kerusakan badan jalan yang telah bertahun-tahun bahkan terjadi sejak beberapa bulan pasca dibangun jalan atau sekitar tahun 2005 silam, hingga saat ini belum ada perbaikan dari instansi terkait meskipun kendaraan roda empat (R4) cukup sulit melintasi jalur tersebut.
Dari kerusakan jalan tersebut bisa dipastikan jalan perekonomian warga cukup terhambat. Sekadar diketahui jalan tersebut adalah jalur utama menuju Hujung- Campangtiga yang didiami lebih dari 8.000 jiwa. Tak kurang sekitar 700 kendaraan yang melintasi jalan tersbeut perharinya.
Pengakuan warga setempat, Poniran, jika kerusakan jalur penghubung itu cukup memperihatinkan. Pasalnya tidak sedikit terjadi kecelakaan saat berusaha melintasi jalan yang cukup parah pada titik sekitar 1Km dari jalan provinsi. “Terlebih pada saat melintasi jalur tersebut malam hari cukup berisiko jika tidak berhati-hati,” ungkapnya.
Masih kata dia, kerusakan pada badan jalan sepanjang 10Km sudah berlangsung sekitar 10 tahun silam. Masyarakat setempat cukup mengeluhkan kondisi jalan tersebut. Terlebih siswa sekolah SMP maupun SMA yang sekolah di Kecamatan Belalau harus memburu waktu pada saat berangkat sekolah serta jalur tersebut
menjadi jalan keluar hasil bumi petani yang ada di pedalaman tersebut, serta dengan kerusakan yang cukup parah ongkos ojek menuju pekon-pekon pedalaman meningkat hingga 50% semula Rp100.000/orang kini mencapai Rp150.000/orang . “Kami berharap adanya pembangunan yang diarahkan untuk jalan dimaksud.
Terlebih itu adalah satu-satunya jalan menuju Simpangluas yang menjadi tempat menjual hasil bumi seperti kopi,” tutupnya (nop)
Rabu, 28 September 2011
Tidak ada komentar