Pawai Budaya Tapis Carnival Disambut Antusias
Bandarlampung, WL - Pawai Parade Budaya dan Tapis Carnival Festival Krakatau XXI disambut antusias warga Kota Bandarlampung.
Salah seorang warga, Dina, mengatakan sekalipun panas terik tak menyurutkan semangatnya untuk turun ke jalan untuk menyaksikan parade budaya itu. "Saya bawa semua anak-anak untuk datang ke sini menyaksikan pawai budaya," kata Dina.
Sama halnya dengan Firman. Dia mengatakan Lampung termasuk jarang ada pertunjukan seni yang bisa dilihat secara cuma-cuma. "Saya datang dari Metro untuk menyaksikan pawai ini, ternyata luar biasa bagus sekali," ujar dia.
Firman menambahkan, pertunjukan tersebut menambah wawasan kebudayaan tentang adat Lampung, utamanya kepada anak-anak. "Kalau kita perhatikan, banyak etnik budaya yang tumbuh dan berkembang di Lampung, tapi begitu indah saat etnik itu dipadukan dengan ciri khas Lampung," katanya.
Parade budaya dan tapis carnival merupakan rangkaian acara FK XXI Provinsi Lampung. Selain warga, tamu mancanegara Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) 2011 juga hadir menyaksikan pertunjukan itu. Mereka nampak antusias dan beberapa kali mendokumentasikan parade tersebut.
Sebelumnya diberitakan pasar wisata Indonesia atau TIME 2011 resmi ditutup Jumat malam, di Hotel Novetel, Bandarlampung. Dalam rilis disebutkan pertemuan besar itu mencatat jumlah `buyer` 77 delegasi dari 27 negara serta seller 84 delegasi dari 64 perusahaan dari Indonesia.
Disebutkan juga dalam rilisnya, bahwa peserta TIME mengatakan Lampung memiliki potensi untuk menjadi salah satu destinasi wisata dunia, jika didukung dengan infrastruktur yang baik, sarana transportasi dengan bandara yang berstandar internasional.
Sementara, Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia Meyti Robbot mengatakan wisatawan mancanegara banyak yang tertarik mengunjungi objek wisata Gunung Anak Krakatau. "Namun disayangkan masih banyak masalah yang tidak mendukung, hingga kami membatalkan kunjungan ke gunung tersebut," kata Meyti Robbot. (len)
Senin, 17 Oktober 2011
*)
Salah seorang warga, Dina, mengatakan sekalipun panas terik tak menyurutkan semangatnya untuk turun ke jalan untuk menyaksikan parade budaya itu. "Saya bawa semua anak-anak untuk datang ke sini menyaksikan pawai budaya," kata Dina.
Sama halnya dengan Firman. Dia mengatakan Lampung termasuk jarang ada pertunjukan seni yang bisa dilihat secara cuma-cuma. "Saya datang dari Metro untuk menyaksikan pawai ini, ternyata luar biasa bagus sekali," ujar dia.
Firman menambahkan, pertunjukan tersebut menambah wawasan kebudayaan tentang adat Lampung, utamanya kepada anak-anak. "Kalau kita perhatikan, banyak etnik budaya yang tumbuh dan berkembang di Lampung, tapi begitu indah saat etnik itu dipadukan dengan ciri khas Lampung," katanya.
Parade budaya dan tapis carnival merupakan rangkaian acara FK XXI Provinsi Lampung. Selain warga, tamu mancanegara Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) 2011 juga hadir menyaksikan pertunjukan itu. Mereka nampak antusias dan beberapa kali mendokumentasikan parade tersebut.
Sebelumnya diberitakan pasar wisata Indonesia atau TIME 2011 resmi ditutup Jumat malam, di Hotel Novetel, Bandarlampung. Dalam rilis disebutkan pertemuan besar itu mencatat jumlah `buyer` 77 delegasi dari 27 negara serta seller 84 delegasi dari 64 perusahaan dari Indonesia.
Disebutkan juga dalam rilisnya, bahwa peserta TIME mengatakan Lampung memiliki potensi untuk menjadi salah satu destinasi wisata dunia, jika didukung dengan infrastruktur yang baik, sarana transportasi dengan bandara yang berstandar internasional.
Sementara, Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia Meyti Robbot mengatakan wisatawan mancanegara banyak yang tertarik mengunjungi objek wisata Gunung Anak Krakatau. "Namun disayangkan masih banyak masalah yang tidak mendukung, hingga kami membatalkan kunjungan ke gunung tersebut," kata Meyti Robbot. (len)
Senin, 17 Oktober 2011
*)
Tidak ada komentar