Petani Keluhkan Buah Kopi Kopong
Sumberjaya, WL - Selain dianggap gagal panen karena produksi buah kopi tak maksimal, petani kopi di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat (Lambar) juga mengeluh dengan adanya buah kopi yang tak berbiji (kopong). Hal tersebut dijelaskan Imron, salah seorang petani kopi di Pekon Sukapura, kepada Warta Lambar,Selasa (27/9).
Menurutnya, setelah didera kemarau berkepanjangan akhir-akhir ini, komoditas kopi menurun drastis dan produksi buah kopi tak maksimal. Pasalnya, selain hasil buah kopi yang jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya, buah komoditas tersebut juga terkesan berpenyakit yaitu membusuk pada biji bagian
dalam dan membuat buah kopi kopong. “Kalau dilihat dari luar buahnya bagus tapi bujinya tidak ada karena busuk,” jelasnya.
Ditambahkan, dengan timbulnya penyakit buah kopi yang dianggap langka tersebut membuat petani kopi kian mengeluh, dan pesimis untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam musim panen tahun ini.
Masih kata dia, dengan adanya penyakit pada biji kopi tersebut pihak Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) seakan tutup mata seakan tidak mengetahui keluhan petani. “PPL yang selama ini banyak memberikan arahan tentang tatacara merawat komoditas tersebut, diam-diam saja,” tambahnya.
Imron berharap pihak terkait untuk melakukan penelitian terhadap penyakit tersebut melalui PPL yang ditugaskan di wilayah itu.
Terpisah Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Drs. Kaidul Iman, menambahkan pihakanya berharap pemerintah terkait memperhatikan kinerja PPL yang ditugaskan agar lebih konsekuen terhadap pekerjaan. “Jangan hanya makan gaji buta tapi tidak bekerja,” pungkasnya. (san)
Rabu, 28 September 2011
Menurutnya, setelah didera kemarau berkepanjangan akhir-akhir ini, komoditas kopi menurun drastis dan produksi buah kopi tak maksimal. Pasalnya, selain hasil buah kopi yang jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya, buah komoditas tersebut juga terkesan berpenyakit yaitu membusuk pada biji bagian
dalam dan membuat buah kopi kopong. “Kalau dilihat dari luar buahnya bagus tapi bujinya tidak ada karena busuk,” jelasnya.
Ditambahkan, dengan timbulnya penyakit buah kopi yang dianggap langka tersebut membuat petani kopi kian mengeluh, dan pesimis untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam musim panen tahun ini.
Masih kata dia, dengan adanya penyakit pada biji kopi tersebut pihak Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) seakan tutup mata seakan tidak mengetahui keluhan petani. “PPL yang selama ini banyak memberikan arahan tentang tatacara merawat komoditas tersebut, diam-diam saja,” tambahnya.
Imron berharap pihak terkait untuk melakukan penelitian terhadap penyakit tersebut melalui PPL yang ditugaskan di wilayah itu.
Terpisah Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Drs. Kaidul Iman, menambahkan pihakanya berharap pemerintah terkait memperhatikan kinerja PPL yang ditugaskan agar lebih konsekuen terhadap pekerjaan. “Jangan hanya makan gaji buta tapi tidak bekerja,” pungkasnya. (san)
Rabu, 28 September 2011
Tidak ada komentar