Warga Keluhkan Limbah Nataran Mining
Suoh, WL - Limbah Tambang emas milik PT. Nataran Mining, di perbatasan Tanggamus-Lampung Barat (Lambar), kini telah meresahkan warga Pekon Roworejo Kecamatan Suoh.
Hal tersebut dijelaskan warga setempat Satiah, kepada Warta Lambar, Selasa (10/10). Menurutnya, pembuangan limbah tambang tersebut dibuatkan semacam terowongan empat pintu di pekon tersebut. Akibatnya kelak akan merusak lingkungan serta mematikan sumber air di wilayah tersebut. Salah satu dampak limbah tersebut adalah matinya sumber air di wilayah itu sehinga wara kini kesulitan mendapatkan air yang sehat dan bersih.
Ditambahkanya, untuk saat ini baru itu dampak yang dirasakan warga. “Sementara kami tidak tahu apa yang akan terjadi 5-6 tahun ke depan,” jelasnya. Sementara PT tersebut berada di luar Lambar dan yang akan merasakan risiko akibat limbah adalah warga Lambar.
Masih kata dia, selama aktivitas pengeboran oleh PT dimaksud, warga sekitar selalu merasa was-was karena secara tidak langsung akan merusak lingkungan. Pihaknya berharap pihak Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (BLHKP) Lambar memberikan solusi terkait hal itu. “Kami warga Lambar mengapa kami tidak diperhatikan,” pungkasnya. (san)
Selasa, 11 Oktober 2011
*)
Hal tersebut dijelaskan warga setempat Satiah, kepada Warta Lambar, Selasa (10/10). Menurutnya, pembuangan limbah tambang tersebut dibuatkan semacam terowongan empat pintu di pekon tersebut. Akibatnya kelak akan merusak lingkungan serta mematikan sumber air di wilayah tersebut. Salah satu dampak limbah tersebut adalah matinya sumber air di wilayah itu sehinga wara kini kesulitan mendapatkan air yang sehat dan bersih.
Ditambahkanya, untuk saat ini baru itu dampak yang dirasakan warga. “Sementara kami tidak tahu apa yang akan terjadi 5-6 tahun ke depan,” jelasnya. Sementara PT tersebut berada di luar Lambar dan yang akan merasakan risiko akibat limbah adalah warga Lambar.
Masih kata dia, selama aktivitas pengeboran oleh PT dimaksud, warga sekitar selalu merasa was-was karena secara tidak langsung akan merusak lingkungan. Pihaknya berharap pihak Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (BLHKP) Lambar memberikan solusi terkait hal itu. “Kami warga Lambar mengapa kami tidak diperhatikan,” pungkasnya. (san)
Selasa, 11 Oktober 2011
*)
Tidak ada komentar