BBM di SPBU Karangagung Rp4.600/Liter
Waytenong, WL - Stasiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) Karangagung Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat (Lambar), diduga kuat menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp4.600/liter dari yang seharusnya Rp4.500/liter. Hal tersebut dijelaskan Amar, warga Pekon Sukananti kepada Warta Lambar, Rabu (26/10).
Menurutnya, SPBU tersebut menjual BBM seharga Rp4.600/liter terhadap pembeli untuk diecerkan lagi (pengecor). “Sementara harga umum tetap Rp4.500/liter,” katanya.
Diketahui, volume penjualan BBM dari SPBU ke pengecor setiap hari mencapai ratusan liter. Ditambahkan Amar kebijakan tersebut tidak adil, terlebih bagi pengecor yang mengharapkan sedikit keuntungan dari penjualan.
Masih kata Amar, penjualan di atas harga standar terhadap pengecoor tersebut menandakan ketidakadilan dari pihak SPBU terhadap sesama konsumennya. Itu, tegasnya, tidak bisa dibiarkan berlanjut mengingat hal tersebut dikeluhkan warga yang mengharapkan keuntungan dari hasil penjualan ecerannya.
Amar berharap pihak Pertamina memperhatikan kinerja petugas SPBU tentang pelayanan terhadap konsumen khususnya pengecor.
Seharusnya, pengecor yang membeli lebih banyak dari pada konsumen yang mengisi kendaraan langsung di SPBU, memiliki toleransi dari pihak SPBU. “Setidaknya dijual dengan harga yang sama dengan konsumen yang mengisi kendaraan langsung,” pungkasnya. (san)
Kamis, 27 Oktober 2011
*)
Menurutnya, SPBU tersebut menjual BBM seharga Rp4.600/liter terhadap pembeli untuk diecerkan lagi (pengecor). “Sementara harga umum tetap Rp4.500/liter,” katanya.
Diketahui, volume penjualan BBM dari SPBU ke pengecor setiap hari mencapai ratusan liter. Ditambahkan Amar kebijakan tersebut tidak adil, terlebih bagi pengecor yang mengharapkan sedikit keuntungan dari penjualan.
Masih kata Amar, penjualan di atas harga standar terhadap pengecoor tersebut menandakan ketidakadilan dari pihak SPBU terhadap sesama konsumennya. Itu, tegasnya, tidak bisa dibiarkan berlanjut mengingat hal tersebut dikeluhkan warga yang mengharapkan keuntungan dari hasil penjualan ecerannya.
Amar berharap pihak Pertamina memperhatikan kinerja petugas SPBU tentang pelayanan terhadap konsumen khususnya pengecor.
Seharusnya, pengecor yang membeli lebih banyak dari pada konsumen yang mengisi kendaraan langsung di SPBU, memiliki toleransi dari pihak SPBU. “Setidaknya dijual dengan harga yang sama dengan konsumen yang mengisi kendaraan langsung,” pungkasnya. (san)
Kamis, 27 Oktober 2011
*)
Tidak ada komentar