Calo BBM Berkeliaran di SPBU Kembahang
Batubrak, WL - Pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 110 di Pekon Kembahang Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar) membantah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium Rp1.500/liter hingga Rp1.600/liter dari harga normal Rp4.500/liter. Terkait dugaan para pengecer volume premium dikurangi dan tidak mencukupi juga dibantah pihak SPBU. Pasalnya, Jumat (24/10) petugas UPT Balai Metrologi yang yang dipimpin Drs. Syamsi Rahman telah mengunjungi SPBU tersebut guna melakukan tera ulang dan hasilnya tidak ditemukan pengurangan oleh petugas SPBU.
Hal tersebut dijelaskan Pengawas Oskar kepada Warta Lambar, Minggu (30/10). Dijelaskan, terkait beberapa dugaan yang ditudingkan kepada pihaknya sama sekali tidak bisa dibuktikan dan dibantah keras. Sebab, menurut dia pada dasarnya dengan bukti dan sanggup dipertanggungjawabkan pihak SPBU memberi jatah kepada pengecor sebanyak 70 liter/pengecor dan jumlah yang harus dibayar Rp315.000. “Namun kami menyadari banyak pengecor dadakan yang memanfaatkan saat premium langka, mirisnya lagi ratusan jumlah yang diduga hanya menjadi calo BBM,” ucapnya.
Lanjut dia, calo BBM bekerja dengan modus memanfaatkan surat keterangan dari peratin bahwa membenarkan adalah seorang pengecor tetapi bukan pengecor hanya dimanfaatkan untuk mengambil kupon dan membeli nota dari petugas dan menjual kepada penegecor lainnya dengan menaikkan harga hingga Rp1.500/liter. “Meski kami mengetahui tetapi kami tidak bisa menolak karena persyaratan mendapatkan kupon adalah surat keterangan dari peratin dan para calo BBM tersebut membawa persyaratan tersebut,” tambahnya.
Sambungnya, sekarang pihak SPBU hanya menunggu kesadaran dari masyarakat dan yang memberikan surat keterangan tersebut dan pihanya telah mencarikan solusi agar tidak ada lagi calo dengan cara tidak memberikan kupon antrean kepada pengecor dadakan namun bukan suatu solusi yang pas bahkan kinerja petugas terancam dengan kata seenaknya dari para pengecor.
“Dan yang lebih mencengangkan para pengecor dengan kendaraan roda empat (R4) yang hanya berputar-putar di sekitar SPBU untuk mendapatakan premium berkali-kali. Sedangkan premium bisa mencukupi 230 R4 dalam waktu satu hari tetapi kejadian saat premium langka hanya dalam waktu tiga jam stok premium habis. Itupun kami tidak mampu menolak karena kami tidak mau nyawa kami terancam oleh kemarahan para pengecor tersebut,” tandasnya. (nop)
Senin, 31 Oktober 2011
*)
Hal tersebut dijelaskan Pengawas Oskar kepada Warta Lambar, Minggu (30/10). Dijelaskan, terkait beberapa dugaan yang ditudingkan kepada pihaknya sama sekali tidak bisa dibuktikan dan dibantah keras. Sebab, menurut dia pada dasarnya dengan bukti dan sanggup dipertanggungjawabkan pihak SPBU memberi jatah kepada pengecor sebanyak 70 liter/pengecor dan jumlah yang harus dibayar Rp315.000. “Namun kami menyadari banyak pengecor dadakan yang memanfaatkan saat premium langka, mirisnya lagi ratusan jumlah yang diduga hanya menjadi calo BBM,” ucapnya.
Lanjut dia, calo BBM bekerja dengan modus memanfaatkan surat keterangan dari peratin bahwa membenarkan adalah seorang pengecor tetapi bukan pengecor hanya dimanfaatkan untuk mengambil kupon dan membeli nota dari petugas dan menjual kepada penegecor lainnya dengan menaikkan harga hingga Rp1.500/liter. “Meski kami mengetahui tetapi kami tidak bisa menolak karena persyaratan mendapatkan kupon adalah surat keterangan dari peratin dan para calo BBM tersebut membawa persyaratan tersebut,” tambahnya.
Sambungnya, sekarang pihak SPBU hanya menunggu kesadaran dari masyarakat dan yang memberikan surat keterangan tersebut dan pihanya telah mencarikan solusi agar tidak ada lagi calo dengan cara tidak memberikan kupon antrean kepada pengecor dadakan namun bukan suatu solusi yang pas bahkan kinerja petugas terancam dengan kata seenaknya dari para pengecor.
“Dan yang lebih mencengangkan para pengecor dengan kendaraan roda empat (R4) yang hanya berputar-putar di sekitar SPBU untuk mendapatakan premium berkali-kali. Sedangkan premium bisa mencukupi 230 R4 dalam waktu satu hari tetapi kejadian saat premium langka hanya dalam waktu tiga jam stok premium habis. Itupun kami tidak mampu menolak karena kami tidak mau nyawa kami terancam oleh kemarahan para pengecor tersebut,” tandasnya. (nop)
Senin, 31 Oktober 2011
*)
Tidak ada komentar