Hujan, Jalan Nasional Kerap Banjir
Batubrak, WL - Jalur jalan Nasional tepatnya di Pekon Kembahang Kecamatan Batubrak Kabupaten Lampung Barat (Lambar), terdapat pemandangan yang tidak lazim sesaat setelah turun hujan. Tidak adanya drainase di titik tersebut membuat air meluap hingga ke badan jalan dan sepanjang puluhan meter, kedalaman air mencapai 20Cm. Masyarakat sekitar hanya bisa menjadikan sebagai tontonan dan tidak perah berusaha mencari jalan keluar untuk bergotong-royong membenahi pembuangan air tersebut.
Imron, warga setempat Kepada Warta Lambar, Rabu (25/10) mengaku pemandangan tersebut hampir setiap setelah turun hujan namun hinggga kini belum ditemukan solusi agar keluar dari permasalahan tersebut. “Sebab jalan tersebut adalah jalan Negara dan warga sekitar beranggapan yang berkewajiban mencari solusi untuk keluar dari permasalahan tersebut adalah pemerintah,” ucapnya.
Masih kata dia, pernah dicoba untuk bergotong-royong pembuatan drainase dan pembuatan pembuangan air tetapi disebabkan struktur tanah lokasi tersebut menurun dan tidak memungkinkan sebab jika digali lebih dalam air akan turun ke permukiman warga. “Selama ini saat hujan pembuangan air dari jalan mengarah ke kebun warga namun sekarang tidak diperbolehkan lagi oleh pemiliknya,”tambahnya.
Ketika dikonfirmasi Peratin Matril, mengaku pihaknya telah tiga kali menggelar gotong royong untuk pembuatan drainase dan pembuangan namun disalah satu sisi harus ada pembuangan melewati gorong-gorong. “Namun gorong-gorong tersebut mati da kami telah mencoba untuk menggali tetapi tidak cukup hanya dengan tenaga manusia. Selain ituyang menjadi kendalasaat ini pemilik kebun yang ada didekat lokasi tidak memperbolehkan untuk dijadikan tempat pembuangan air tersebut,”tutupnya. (nop)
Kamis, 27 Oktober 2011
*)
Imron, warga setempat Kepada Warta Lambar, Rabu (25/10) mengaku pemandangan tersebut hampir setiap setelah turun hujan namun hinggga kini belum ditemukan solusi agar keluar dari permasalahan tersebut. “Sebab jalan tersebut adalah jalan Negara dan warga sekitar beranggapan yang berkewajiban mencari solusi untuk keluar dari permasalahan tersebut adalah pemerintah,” ucapnya.
Masih kata dia, pernah dicoba untuk bergotong-royong pembuatan drainase dan pembuatan pembuangan air tetapi disebabkan struktur tanah lokasi tersebut menurun dan tidak memungkinkan sebab jika digali lebih dalam air akan turun ke permukiman warga. “Selama ini saat hujan pembuangan air dari jalan mengarah ke kebun warga namun sekarang tidak diperbolehkan lagi oleh pemiliknya,”tambahnya.
Ketika dikonfirmasi Peratin Matril, mengaku pihaknya telah tiga kali menggelar gotong royong untuk pembuatan drainase dan pembuangan namun disalah satu sisi harus ada pembuangan melewati gorong-gorong. “Namun gorong-gorong tersebut mati da kami telah mencoba untuk menggali tetapi tidak cukup hanya dengan tenaga manusia. Selain ituyang menjadi kendalasaat ini pemilik kebun yang ada didekat lokasi tidak memperbolehkan untuk dijadikan tempat pembuangan air tersebut,”tutupnya. (nop)
Kamis, 27 Oktober 2011
*)
Tidak ada komentar