Jalan Pancurmas-Tawan Memrihatinkan
Lumbokseminung, WL - Warga Pekon Pancurmas Kecamatan Lumbokseminung Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengharapkan pemkab memperbaiki jalan yang menghubungkan Pekon Pancurmas-Tawan Sukamulya yang hingga saat ini jalan tersebut kondisinya cukup memrihatinkan.
Sebagaimana diungkapkan tokoh masyarakat setempat, Samsul Hadi, kepada Warta Lambar, Senin (24/10).
Menurutnya sejak pekon tersebut mekar dari pekon induk Sukabanjar, perekonomian warga tak berubah hingga saat ini. Hal tersebut sebabkan akses jalan, yang dipergunakan untuk menangkut hasil pertanian kondisinya cukup memrihatinkan.
Meskipun jalan harga berbagai hasil pertanian seperti kopi, coklat dan lada, harga komuditas tersebut kerap mahal namun harga tersebut jauh berbeda setelah di pekon tersebut. Jika di luar harga kopi Rp13 ribu/Kg, namun setelah di pekon tersebut tinggal Rp1.500/Kg berarti perbedaan harga jukup jauh.
Hal tersebut terjadi akibat ongkos kirim yang relatip mahal, namun warga setempat terpaksa menjual hasil pertaniannya walau perbedaan harga cukup jauh. “Kami meminta jalan diperbaiki agar disaat mengangkut hasil pertanian tidak memiliki kendala,” terangnya.
Masih kata dia, akibat jalan yang sangat memperihatinkan tersebut selain harga hasil pertanian yang murah, juga harga barang kebutuhan pokok ikut mahal sebab disaat mengangkut barang ongkos angkut yang mahal.
Jika jalan telah dibangun tidak menutup kemungkinan harga hasil pertanian akan sama dengan daerah yang lain, begitu juga dengan harga kebutuhan pokok yang di jual diwarung harganya akan sama. “Perbedaan tersebut diakibatkan ongkos angkut yang mahal,” pungkasnya. (rom)
Senin, 24 Oktober 2011
*)
Sebagaimana diungkapkan tokoh masyarakat setempat, Samsul Hadi, kepada Warta Lambar, Senin (24/10).
Menurutnya sejak pekon tersebut mekar dari pekon induk Sukabanjar, perekonomian warga tak berubah hingga saat ini. Hal tersebut sebabkan akses jalan, yang dipergunakan untuk menangkut hasil pertanian kondisinya cukup memrihatinkan.
Meskipun jalan harga berbagai hasil pertanian seperti kopi, coklat dan lada, harga komuditas tersebut kerap mahal namun harga tersebut jauh berbeda setelah di pekon tersebut. Jika di luar harga kopi Rp13 ribu/Kg, namun setelah di pekon tersebut tinggal Rp1.500/Kg berarti perbedaan harga jukup jauh.
Hal tersebut terjadi akibat ongkos kirim yang relatip mahal, namun warga setempat terpaksa menjual hasil pertaniannya walau perbedaan harga cukup jauh. “Kami meminta jalan diperbaiki agar disaat mengangkut hasil pertanian tidak memiliki kendala,” terangnya.
Masih kata dia, akibat jalan yang sangat memperihatinkan tersebut selain harga hasil pertanian yang murah, juga harga barang kebutuhan pokok ikut mahal sebab disaat mengangkut barang ongkos angkut yang mahal.
Jika jalan telah dibangun tidak menutup kemungkinan harga hasil pertanian akan sama dengan daerah yang lain, begitu juga dengan harga kebutuhan pokok yang di jual diwarung harganya akan sama. “Perbedaan tersebut diakibatkan ongkos angkut yang mahal,” pungkasnya. (rom)
Senin, 24 Oktober 2011
*)
Tidak ada komentar