Proyek Perpus Gunakan Pasir Berlumpur
Airhitam, WL - Pengerjaan proyek pembangunan ruang perpustakaan SDN Gunungterang Kecamatan Airhitam Kabupaten Lampung Barat (Lambar), diduga kuat menggunakan pasir berlumpur dari sungai Waybesai. Berdasarkan pantauan wartawan ini, Sabtu (29/10), perngerjaan proyek tersebut terkesan asal jadi, seperti pengadukan material menggunakan pasir Waybesai yang kualitasnya diragukan karena tampak sekali pasir bercampur tanah atau lumpur.
Hal itu juga diakui oleh salah seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya. Menurut dia, pengerjaan menggunakan pasir Waybesai tersebut berdasarkan perintah kontraktor yang menangani proyek tersebut. “Kami hanya pekerja dan semuanya berdasarkan perintah bos,” jelasnya.
Masih kata dia, proyek tersebut milik kontraktor yang berasal dari Liwa, namun pekerja tersebut juga tidak mau mengatakan siapa nama kontraktor tersebut dengan alasan dia tidak tahu. Dia juga lagi-lagi dia mengatakan bahwa dirinya bersama beberapa rekanya tersebut hanyalah pekerja yang tidak mengenal siapa kontraktor itu.
Ketika ditanya komposisi adukan antara semen dan pasir bada bangunan tersebut, pekerja itu mengtakan adukan 4:1. “Sebenarnya adukanya itu 4:1. Tapi karena pasirnya menggunakan pasir Waybesai maka jadinya seperti itu,” jelasnya.
Ketika ditanya proyek tersebut bersumber dari mana pekerja tersebut tidak mengetahuinya. Hanya saja, yang mereka ketahui bangunan yang dikerjakan tersebut adalah pembuatan ruang perpustakaan. “Kami tidak tahu proyek ini bersumber dari mana yang jelas kami disuruh mengerjakan pembuatan ruangan perpustakaan,” pungkasnya. (san)
Selasa, 01 Nopember 2011
Hal itu juga diakui oleh salah seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya. Menurut dia, pengerjaan menggunakan pasir Waybesai tersebut berdasarkan perintah kontraktor yang menangani proyek tersebut. “Kami hanya pekerja dan semuanya berdasarkan perintah bos,” jelasnya.
Masih kata dia, proyek tersebut milik kontraktor yang berasal dari Liwa, namun pekerja tersebut juga tidak mau mengatakan siapa nama kontraktor tersebut dengan alasan dia tidak tahu. Dia juga lagi-lagi dia mengatakan bahwa dirinya bersama beberapa rekanya tersebut hanyalah pekerja yang tidak mengenal siapa kontraktor itu.
Ketika ditanya komposisi adukan antara semen dan pasir bada bangunan tersebut, pekerja itu mengtakan adukan 4:1. “Sebenarnya adukanya itu 4:1. Tapi karena pasirnya menggunakan pasir Waybesai maka jadinya seperti itu,” jelasnya.
Ketika ditanya proyek tersebut bersumber dari mana pekerja tersebut tidak mengetahuinya. Hanya saja, yang mereka ketahui bangunan yang dikerjakan tersebut adalah pembuatan ruang perpustakaan. “Kami tidak tahu proyek ini bersumber dari mana yang jelas kami disuruh mengerjakan pembuatan ruangan perpustakaan,” pungkasnya. (san)
Selasa, 01 Nopember 2011
Tidak ada komentar