Pantai Lintik Mulai Ramai Dikunjungi Wisman
Krui Selatan, WL - Kini pantai di Pekon Lintik Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mulai ramai dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) untuk bermain surfing. Warga setempat, Syahril, kepada Warta Lambar, Sabtu (19/11), mengatakan sejak satu bulan terakhir pantai di pekon itu mulai banyak dikunjungi para turis asing. Kini hampir setiap hari pantai tersebut digunakan para turis asing sebagai lokasi bermain surfing.
Namun warga di pekon itu tetap saja merasa khawatir dengan keselamatan para turis yang bermain surfing mengingat pantai tersebut dikenal cukup berbahaya. “Pantai ini sangat berbahaya karena selain ombaknya yang cukup besar arusnya juga tidak menentu. Hal demikian yang dapat menyebabkan hilangnya orang di dalam laut,” ungkap Syahril.
Terpisah, Peratin Arifin, menambahkan pihaknya cukup menerima kehadiran para turis asing tersebut. Karena itu Arifin berharap dengan mulai banyaknya turis asing yang bermain surfing ke depannya dapat menjadi tempat warga mendapatkan penghasilan.
“Saya menghimbau agar warga yang memiliki tanah di pinggir pantai untuk tidak menjualnya ke tangan para turis asing mengingat kini para turis asing sudah cukup banyak yang menguasai tanah milik masyarakat. Saya tidak mau jika nantinya warga saya hanya menjadi penonton setia kesuksesan para turis itu,” ujar Arifin. (nov)
Selasa, 22 Nopember 2011
Namun warga di pekon itu tetap saja merasa khawatir dengan keselamatan para turis yang bermain surfing mengingat pantai tersebut dikenal cukup berbahaya. “Pantai ini sangat berbahaya karena selain ombaknya yang cukup besar arusnya juga tidak menentu. Hal demikian yang dapat menyebabkan hilangnya orang di dalam laut,” ungkap Syahril.
Terpisah, Peratin Arifin, menambahkan pihaknya cukup menerima kehadiran para turis asing tersebut. Karena itu Arifin berharap dengan mulai banyaknya turis asing yang bermain surfing ke depannya dapat menjadi tempat warga mendapatkan penghasilan.
“Saya menghimbau agar warga yang memiliki tanah di pinggir pantai untuk tidak menjualnya ke tangan para turis asing mengingat kini para turis asing sudah cukup banyak yang menguasai tanah milik masyarakat. Saya tidak mau jika nantinya warga saya hanya menjadi penonton setia kesuksesan para turis itu,” ujar Arifin. (nov)
Selasa, 22 Nopember 2011
Tidak ada komentar