Diskoperindagsar Belum Tentukan Sikap
Balikbukit, WL-Dinas Koperasi Perindustrianda Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) hingga kini belum menentukan sikap atas kenaikan harga beras yang terjadi akhir-akhir ini. Hal tersebut dilakukan akibat harga beras dipasaran masih dianggab belum sampai masa keritis. Jika harga beras hingga akhir bulan Febuari masih juga mahal, Disperindak baru akan mengambil langkah kongrit yakni digelarnya oprasi pasar diseluruh pasar terdisional yang ada.
Kabit perdagangan Ir. Suhartono, M.P., mengungkapkan Kepada Warta Lambar diruang kerjanya beberap hari yang lalau. Menurtnya mahalnya harga beras yang terjadi saat ini bukan krena musim paceklik akan tetapi akibat senral pemasok beras terbesar yakni dari Kecamatan Suoh, Bandarnegeri Suoh dan Sukau belum memasuki masa panen.
Selain belum masuk masa panen juga tanaman padi yang baru berumur dua bulan begitu banyak terserang hama penyakit, akibatnya hasil panen yang didapat berkurang begitu juga dengan padi yang didapat kuwalitasnya juga kurang bagus.
pasokan beras dari petani pemicu kenaikan juga diakibatkan ongkos angkut yang relatib mahal, mahalnya ongkos akung dipicu oleh kelangka Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sering terjadi akhir-akhir ini.
Dalam waktu dekat pihaknya akan membentuk tim pemantau yang ditugaskan memantau harga beras disetiap pasar yang ada, setelah dilakukan penamtauwan pihaknya baru berkoerdinasi keinsetansi yang lain untuk menggelar oprasi pasar.
Pihaknya juga akan mencarikan solusi yakni disaat petani padi memasuki masa panen dan mebeli gabah kering dengan harga pasaran, jiak sewaktu-waktu beras di pasaran langka cadangan gabah yang disimpan disalurkan. Begitu juga dengan Dinas Pertanian diharapkan menggalakkan penanaman padi dengan waktu senggang yang tidak terlalu jauh. “jika hal tersebut dilakukann tidak menutub kemungkinan setok beras di tingkat petani akan cukup sebelum memasuki masa panen lagi,” Ujar Suhartono. (rom)
Hal 4:
Pihak Sekolah Didesak Beri Sanksi
Belalau, WL-Tawuran antar pelajar yang terjadi bukan hanya di perkotaan, akan tetapi di sekolah-sekolah di daerah juga acap kali terjadi. Siswa SMPN 1 Belalau, contohnya. Akibat kesalahpahaman siswa yang setiap hari menimba ilmu di sekolah tersebut bertawuran di lingkungan sekolah. Akibat dari tawuran tersebut beberapa siswa mengalami luka akibat dikeroyok teman satu sekolah, akan tetapi tauran yang sesama pelajar yang telah berlansung selama dua hari tersebut tidal lansung diketahui dewan guru yang mengajar.
Sebagai mana diungkapkan salah satu wali murid, Misran, kepada Warta Lambar, Rabu (15/2), tawuran antar pelajar yang terjadi didalam lingkungan sekolah sangat disayangkan jika pihak sekolah tudak mengetahui kejadian tersebut. semestinya pihak sekolah mengetahui berbagai kejadian yang ada dilingkungan sekolah dan memberikan sangsi tegas jika siswa ketahuan melakukan kesalahan terlebuh yang menggunakan kekerasan, akan tetapi hingga saat ini pihak sekolah hanya memanggil wali murid yang terlibat tauran dan pihak sekolah hanya memidiasi perdamayan.
Seharusnya pihak sekolah memberikan sangsi tegas maksimal dikeluarkan dari sekolah terhadap siswa yang membawak senjata tajam utuk melakukan pengoroyokan terhadap teman sisiwanya, jika hanya dilakukan perdamayan dan tidak diberikan sangsi dihawatirkan dikemudian hari akan terjadi kembali tauran didalam sekolah.
Masih kata dia, terjadinya teuran atar siswa selain mengakibatkan luka juga terganggunya belajar dikarenakan beberapa sisiwa merasa terancam oleh teman yang merasa dedam. Jika tauran antar sisiwa terjadi diluar jam sekolah wali murid sejak awal mengambil langkah tegas yakni melaporkan kejadian tersebut kepihak kepolisian, akan tetapi kejadian tersebut tejadi dilingkungan sekolah juga saat jak sekolah oleh karena itu wali murid menunggu langkah yang diambil pihak sekolah. “Jika suwatu saat tauran tersebut terulang kembali dan pihak sekolah tidak mengambil tindakan tegas, kami sebagai wali murid yang akan mengambil tidkan yakni melaporkan kejadiannya kepihak kepolisian,” pungkasnya. (rom)
Kabit perdagangan Ir. Suhartono, M.P., mengungkapkan Kepada Warta Lambar diruang kerjanya beberap hari yang lalau. Menurtnya mahalnya harga beras yang terjadi saat ini bukan krena musim paceklik akan tetapi akibat senral pemasok beras terbesar yakni dari Kecamatan Suoh, Bandarnegeri Suoh dan Sukau belum memasuki masa panen.
Selain belum masuk masa panen juga tanaman padi yang baru berumur dua bulan begitu banyak terserang hama penyakit, akibatnya hasil panen yang didapat berkurang begitu juga dengan padi yang didapat kuwalitasnya juga kurang bagus.
pasokan beras dari petani pemicu kenaikan juga diakibatkan ongkos angkut yang relatib mahal, mahalnya ongkos akung dipicu oleh kelangka Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sering terjadi akhir-akhir ini.
Dalam waktu dekat pihaknya akan membentuk tim pemantau yang ditugaskan memantau harga beras disetiap pasar yang ada, setelah dilakukan penamtauwan pihaknya baru berkoerdinasi keinsetansi yang lain untuk menggelar oprasi pasar.
Pihaknya juga akan mencarikan solusi yakni disaat petani padi memasuki masa panen dan mebeli gabah kering dengan harga pasaran, jiak sewaktu-waktu beras di pasaran langka cadangan gabah yang disimpan disalurkan. Begitu juga dengan Dinas Pertanian diharapkan menggalakkan penanaman padi dengan waktu senggang yang tidak terlalu jauh. “jika hal tersebut dilakukann tidak menutub kemungkinan setok beras di tingkat petani akan cukup sebelum memasuki masa panen lagi,” Ujar Suhartono. (rom)
Hal 4:
Pihak Sekolah Didesak Beri Sanksi
Belalau, WL-Tawuran antar pelajar yang terjadi bukan hanya di perkotaan, akan tetapi di sekolah-sekolah di daerah juga acap kali terjadi. Siswa SMPN 1 Belalau, contohnya. Akibat kesalahpahaman siswa yang setiap hari menimba ilmu di sekolah tersebut bertawuran di lingkungan sekolah. Akibat dari tawuran tersebut beberapa siswa mengalami luka akibat dikeroyok teman satu sekolah, akan tetapi tauran yang sesama pelajar yang telah berlansung selama dua hari tersebut tidal lansung diketahui dewan guru yang mengajar.
Sebagai mana diungkapkan salah satu wali murid, Misran, kepada Warta Lambar, Rabu (15/2), tawuran antar pelajar yang terjadi didalam lingkungan sekolah sangat disayangkan jika pihak sekolah tudak mengetahui kejadian tersebut. semestinya pihak sekolah mengetahui berbagai kejadian yang ada dilingkungan sekolah dan memberikan sangsi tegas jika siswa ketahuan melakukan kesalahan terlebuh yang menggunakan kekerasan, akan tetapi hingga saat ini pihak sekolah hanya memanggil wali murid yang terlibat tauran dan pihak sekolah hanya memidiasi perdamayan.
Seharusnya pihak sekolah memberikan sangsi tegas maksimal dikeluarkan dari sekolah terhadap siswa yang membawak senjata tajam utuk melakukan pengoroyokan terhadap teman sisiwanya, jika hanya dilakukan perdamayan dan tidak diberikan sangsi dihawatirkan dikemudian hari akan terjadi kembali tauran didalam sekolah.
Masih kata dia, terjadinya teuran atar siswa selain mengakibatkan luka juga terganggunya belajar dikarenakan beberapa sisiwa merasa terancam oleh teman yang merasa dedam. Jika tauran antar sisiwa terjadi diluar jam sekolah wali murid sejak awal mengambil langkah tegas yakni melaporkan kejadian tersebut kepihak kepolisian, akan tetapi kejadian tersebut tejadi dilingkungan sekolah juga saat jak sekolah oleh karena itu wali murid menunggu langkah yang diambil pihak sekolah. “Jika suwatu saat tauran tersebut terulang kembali dan pihak sekolah tidak mengambil tindakan tegas, kami sebagai wali murid yang akan mengambil tidkan yakni melaporkan kejadiannya kepihak kepolisian,” pungkasnya. (rom)
Tidak ada komentar