Kerusakan Potensial Timbulkan Lakalantas
Sukau, WL-Kerusakan jalur Liwa-Sukau Kabupaten Lampung Barat (Lambar) pada beberapa titik seperti di Pekon Buaynyerupa dan Pagardewa, potensial menimbulkan terjadinya lakalantas. Itu mengingat jalur tersebut merupakan Jalan Nasional yang menghubungkan Lambar dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan, yang arus lalulintasnya cukup ramai.
Hal tersebut dijelaskan tokoh masyarakat setempat, Herman, kepada Warta Lambar, Rabu (22/2). Menurutnya, kerusakan pada jalur yang setiap harinya ramai itu berpotensi terjadinya lakalantas. Sementara saat ini kerusakan tersebut kian membesar dan semakin parah. “Kalau tidak segera diperbaiki kerusakan tersebut akan membuat jalur itu terputus,” jelasnya.
Ditambahkanya, kerusakan tersebut telah cukup lama akan tetapi hingga lubang-lubang itu kian membesar belum terlihat ada tanda-tanda perbaikan. Masih kata dia, pihak masyarakat mengharapkan peran pemerintah dalam perbaikan jalan itu sebelum menelan korban. “Jangan tunggu jatuh korban dulu baru diperbaiki,” ingatnya.
Dia juga berharap pihak terkait segera memperbaiki jalan itu untuk mengantisipasi terjadinya lakalantas, dan demi lancarnya jalur transportasi masyarakat. “Kami berharap jalan itu secepatnya diperbaiki,” pungkasnya. (san)
Hal 3:
Perawatan Fasilitas PDAM Tak Optimal
Balibukit, WL-Banyaknya kerusakan pada pipa saluran distribusi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lampung Barat (Lambar), dianggap kurang optimal dalam perawatannya. Misalnya kerusakan di Pekon Sukarame Balikbukit terlihat banyak jebol membuat air meluap ke badan jalan dan halaman rumah warga. Meluapnya air ke halaman rumah warga bukan hanya dikeluhkan karena becek akan tetapi genangan air tersebut potensial terhadap penyebaran penyakit, seperti menjadi tempat berkembangnya nyamuk malaria. Hal tersebut warga setempat Fahrurrazi, Rabu (22/2). Menurutnya, kerusakan pipa di pekon tersebut telah lama bahkan beberapa warga pernah mengadukan hal itu kepada pihak PDAM. “Tetapi hal itu sampai sekarang masih dibiarkan,” jelasnya.
Hal serupa terjadi juga di Pekon Hanakau Sukau, tepatnya di Pemangku Pardasuka, ditemukan beberapa titik saluran pipa yang bocor hinggga menggenangi badan jalan. Salah seorang anggota LHP Hanakau Nasri Jaya, mengatakan kerusakan tersebut dianggap enteng oleh petugas sehingga banyaknya kerusakan di sepanjang jalan tidak diperbaiki. “Seharusnya pihak yang bertugas bertanggungjawab,” pungkasnya. (san)
Hal tersebut dijelaskan tokoh masyarakat setempat, Herman, kepada Warta Lambar, Rabu (22/2). Menurutnya, kerusakan pada jalur yang setiap harinya ramai itu berpotensi terjadinya lakalantas. Sementara saat ini kerusakan tersebut kian membesar dan semakin parah. “Kalau tidak segera diperbaiki kerusakan tersebut akan membuat jalur itu terputus,” jelasnya.
Ditambahkanya, kerusakan tersebut telah cukup lama akan tetapi hingga lubang-lubang itu kian membesar belum terlihat ada tanda-tanda perbaikan. Masih kata dia, pihak masyarakat mengharapkan peran pemerintah dalam perbaikan jalan itu sebelum menelan korban. “Jangan tunggu jatuh korban dulu baru diperbaiki,” ingatnya.
Dia juga berharap pihak terkait segera memperbaiki jalan itu untuk mengantisipasi terjadinya lakalantas, dan demi lancarnya jalur transportasi masyarakat. “Kami berharap jalan itu secepatnya diperbaiki,” pungkasnya. (san)
Hal 3:
Perawatan Fasilitas PDAM Tak Optimal
Balibukit, WL-Banyaknya kerusakan pada pipa saluran distribusi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lampung Barat (Lambar), dianggap kurang optimal dalam perawatannya. Misalnya kerusakan di Pekon Sukarame Balikbukit terlihat banyak jebol membuat air meluap ke badan jalan dan halaman rumah warga. Meluapnya air ke halaman rumah warga bukan hanya dikeluhkan karena becek akan tetapi genangan air tersebut potensial terhadap penyebaran penyakit, seperti menjadi tempat berkembangnya nyamuk malaria. Hal tersebut warga setempat Fahrurrazi, Rabu (22/2). Menurutnya, kerusakan pipa di pekon tersebut telah lama bahkan beberapa warga pernah mengadukan hal itu kepada pihak PDAM. “Tetapi hal itu sampai sekarang masih dibiarkan,” jelasnya.
Hal serupa terjadi juga di Pekon Hanakau Sukau, tepatnya di Pemangku Pardasuka, ditemukan beberapa titik saluran pipa yang bocor hinggga menggenangi badan jalan. Salah seorang anggota LHP Hanakau Nasri Jaya, mengatakan kerusakan tersebut dianggap enteng oleh petugas sehingga banyaknya kerusakan di sepanjang jalan tidak diperbaiki. “Seharusnya pihak yang bertugas bertanggungjawab,” pungkasnya. (san)
Tidak ada komentar