Wacana Pembangunan TK Ditolak Warga
Sumberjaya, WL-Warga Pemangku Wonosari III Pekon Simpangsari Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat (Lambar), menolak wacana perangkat pekon yang akan membangun gedung Taman Kanak-kanak di pemangku tersebut. Hal tersebut dijelaskan tokoh masyarakat setempat, Isa, kepada Warta Lambar, Senin (6/2). Menurutnya, meskipun akan didirikan di lahan pemerintah warga tidak terima lokasi tersebut dibangun TK.
Ditambahkanya, jika lahan seluas lebih kurang 20 meter x 25 meter tersebiut dijadikan balai pekon warga setuju. “Saya tidak tau apa alasan warga menolak pembangunan tersebut, karena kalau dijadikan balai pekon warga setuju,” jelasnya.
Masih kata dia, balai pekon telah dimiliki pekon tersebut sejak lama dan merupakan hal yang mustahil jika balai pekon yang telah lama dipindahkan ke lokasi itu. “dan liucu juga kalau satu pekon memiliki dua balai pekon,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, seharusnya warga bersyukur di tempat itu akan dibangun fasilitas yang tak kalah pentingnya dengan fasilitas lain.
Dia berharap kepada warga untuk, menyadari pentingnya fasilitas tersebut karena TK merupakan tempat belajar anak-anak dari warga itu sendiri. “Seharusnya wacana itu diterima saja dimi kemajuan pekon dan anak-anak kita juga,” pungkasnya. (san)
terbit 07 Februari 2012
Ditambahkanya, jika lahan seluas lebih kurang 20 meter x 25 meter tersebiut dijadikan balai pekon warga setuju. “Saya tidak tau apa alasan warga menolak pembangunan tersebut, karena kalau dijadikan balai pekon warga setuju,” jelasnya.
Masih kata dia, balai pekon telah dimiliki pekon tersebut sejak lama dan merupakan hal yang mustahil jika balai pekon yang telah lama dipindahkan ke lokasi itu. “dan liucu juga kalau satu pekon memiliki dua balai pekon,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, seharusnya warga bersyukur di tempat itu akan dibangun fasilitas yang tak kalah pentingnya dengan fasilitas lain.
Dia berharap kepada warga untuk, menyadari pentingnya fasilitas tersebut karena TK merupakan tempat belajar anak-anak dari warga itu sendiri. “Seharusnya wacana itu diterima saja dimi kemajuan pekon dan anak-anak kita juga,” pungkasnya. (san)
terbit 07 Februari 2012
Tidak ada komentar