Angin Kencang Ancam Tanaman Padi
Krui Selatan, WL-Petani sawah di Pekon Lintik Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mersa khawatir dengan tanaman padinya yang mulai mengeluarkan buah pada saat musim angin kencang. Hal tersebut membuat petani kelabakan. Pasalnya buah padi yang masih muda cukup mudah terlepas dari batang padi saat diterjang angin kencang.
Petani setempat, Andaris, kepada Warta Lambar, Senin (12/3), mengatakan tanaman padi di areal persawahan dengan luas puluhan hektar yang baru mengeluarkan buah kini menjadi kekhawatiran bagi para petani, pasalnya kini cukup banyak buah padi yang masih hijau berguguran karena diterjang angin kencang, Hal itu tentu menjadi ancaman gagal panen bagi petani dipekon itu.
Jika hal tersebut terus terjadi diperkirakan padi yang baru berumur dua bulan itu tidak membuahkan hasil sesuai yang diharapkan, mengingat beberapa waktu lalu umumnya petani merugi akibat kemarau yang cukup panjang.
Andaris berharap agar angin kencang yang juga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang tinggal diarea perkebunan kelapa itu dapat secepatnya berhenti, mengingat hasil sawah merupakan salah satu komoditas terbesar dipekon itu.
“Jika angin kencang tidak kunjung berhenti dipastikan petani akan kembali merugi seperti halnya beberapa waktu lalu petani rugi akibat gagal panen dikarenakan kemarau,” pungkas Andaris. (nov)
Petani setempat, Andaris, kepada Warta Lambar, Senin (12/3), mengatakan tanaman padi di areal persawahan dengan luas puluhan hektar yang baru mengeluarkan buah kini menjadi kekhawatiran bagi para petani, pasalnya kini cukup banyak buah padi yang masih hijau berguguran karena diterjang angin kencang, Hal itu tentu menjadi ancaman gagal panen bagi petani dipekon itu.
Jika hal tersebut terus terjadi diperkirakan padi yang baru berumur dua bulan itu tidak membuahkan hasil sesuai yang diharapkan, mengingat beberapa waktu lalu umumnya petani merugi akibat kemarau yang cukup panjang.
Andaris berharap agar angin kencang yang juga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang tinggal diarea perkebunan kelapa itu dapat secepatnya berhenti, mengingat hasil sawah merupakan salah satu komoditas terbesar dipekon itu.
“Jika angin kencang tidak kunjung berhenti dipastikan petani akan kembali merugi seperti halnya beberapa waktu lalu petani rugi akibat gagal panen dikarenakan kemarau,” pungkas Andaris. (nov)
Tidak ada komentar