Ber-KB, Penduduk Tumbuh Seimbang
Balikbukit, WL-Berdasarkan kebijakan program nasional melalui undang-undang (UUD) No. 52/2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, diamanatkan terwujudnya kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian dan ketahanan keluarga. Maka visinya penduduk tumbuh seimbang dan misinya program Keluarga Berencana (KB), mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan. Kualitas penduduk menjadi faktor penting dalam perjalanan satu bangsa. Untuk mengantisipasi perkembangan tersebut, peningkatan kualitas penduduk dilakukan pengendalian kelahiran, memperbaiki angka kematian dan peningkatan kialitas program KB. KB adalah cara mewujudkan keluarga bertanggungjawab yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan dengan atau tanpa memakai alat kontrasepsi. Dari berbagai alat kontrasepsi seperti, pantang berkala, senggama terputus, kondom, pil, tisu KB, susuk KB, IUD/ spiral. “Kita boleh memilih salah satu alat kontrasepsi yang menurut kita baik,” demikian dijelaskan Kekretaris Pengurus Wilayah (PW) Muslimat Nahdatul Ulama Lampung, Dra. Kasma Betty dalam kegiatan saresehan dan sosialisasi program KB dan Kesehatan Reproduksi (KR) Selasa (6/3). Menurutnya, alasan mendorong KB, khawatir terhadap kehidupan atau kesehatan ibu hamil atau melahirkan setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, khawatir akan terjadinya bahaya pada urusan dunian, yang dapat mempersulit pelaksanaan ibadah. “Sehingga menyebabkan orang mau menerima barang haram dan terlarang untuk kepentingan anak-anaknya, termasuk khawatir tentang kesehatan dan pendidikannya” tambahnya.
Lebihlanjut dikatanya, setiap keluarga menginginkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera keluarga sebagai pusat kekuatan pembangunan dan sangant berperan dalam meningkatkan kehidupan agar sehat secara rohani dan jasmani, pendidikan , kehidupan beragama yang mantap, serta keadaan ekonomi yang kuat. Masih kata dia, dalam meningkatkan kesehatan keluarga khususnya kesehatan reproduksi harus dimulai dengan dengan pengetahuan, pemahaman yang tentang kesehatan reproduksi. “Istilah reproduksi berasal dari kata Re, yang berarti kembali, produksi yang berarti menghasilkan, jadi reproduksi berarti seatu proses melanjutkan keturunan pada manusia demi kelestraian manusia sedangkan yang dimaksud kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan social yang utuh.
Soal kesehatan reproduksi dikatakanya, kebanyakan disebabkan manusia yang tidak memperdulikan larangan tuhan. “Manusia mengetahui bahwa hubungan badan berupakan nafsu yang di timbulkan adanya keburuhan biologis, apabila dilakukan dengan cara baik akan berakibat baik, apabila dilakukan dengan cara tidak baik akan menimbulkan masalah yang mengganggu kesehatan reproduksi,” pungkasnya. (san)
Lebihlanjut dikatanya, setiap keluarga menginginkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera keluarga sebagai pusat kekuatan pembangunan dan sangant berperan dalam meningkatkan kehidupan agar sehat secara rohani dan jasmani, pendidikan , kehidupan beragama yang mantap, serta keadaan ekonomi yang kuat. Masih kata dia, dalam meningkatkan kesehatan keluarga khususnya kesehatan reproduksi harus dimulai dengan dengan pengetahuan, pemahaman yang tentang kesehatan reproduksi. “Istilah reproduksi berasal dari kata Re, yang berarti kembali, produksi yang berarti menghasilkan, jadi reproduksi berarti seatu proses melanjutkan keturunan pada manusia demi kelestraian manusia sedangkan yang dimaksud kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan social yang utuh.
Soal kesehatan reproduksi dikatakanya, kebanyakan disebabkan manusia yang tidak memperdulikan larangan tuhan. “Manusia mengetahui bahwa hubungan badan berupakan nafsu yang di timbulkan adanya keburuhan biologis, apabila dilakukan dengan cara baik akan berakibat baik, apabila dilakukan dengan cara tidak baik akan menimbulkan masalah yang mengganggu kesehatan reproduksi,” pungkasnya. (san)
Tidak ada komentar