Ikan Nila Komoditas Unggulan Lambar
Sumberjaya, WL-Unit Pelaksana Teknis (UPT) Budidaya Ikan Air Tawar Kabupaten Lampung Barat (Lambar), atau yang lebih dikenal dengan Balai Benih Ikan (BBI) Sumberjaya, terus berupaya menjadikan produksinya berskala Nasional.
Kebutuhan masyarakat Lambar, dalam mengonsumsi ikan air tawar kian tercukupi dari daerah sendiri, jika sebelumnya harus mendatangkan dari pulau jawa 4 hingga 6 ton setiap harinya, kini hanya mendatangkan 2 hingga 4 ton/minggu.
Dikatakan ketua UPT Budidaya Air Tawar Lambar, Ipin Hanapi, S.P., kepada Warta Lambar, Minggu (11/3), peningkatan komoditi ikan air tawar Lambar cukup tinggi khususnya ikan nila, bahkan UPT tersebut mewacanakan akan memasyarakatkan ikan nila jenis baru yang diberi nama nila sulpana pada buan juni mendatang.
“Jenis ikan tersebut akan didatangkan dari Balai Besar Budidaya Air Tawar (BBPBT) Sukabumi Jawa Barat milik Departemen Perikanan dan Kelautan (DKP) RI, wacana untuk pengembangan nila jenis sulpana di Lambar, karena nila sulpana mempunyai beberapa keunggulan, mudah beradaptasi, pertumbuhan cepat, serta rasa di sukai masyarakat,” jelas Ipin—sapaan akrab Ipin Hanapi.
Selain pembibitan di UPT setempat, juga sasarannya 30 Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang tersebar di Lambar binaannya, dan secara teknis akan dibimbing oleh UPT tersebut guna lebih menigkatkan produksi ikan lokal khususnya ikan nila.
Ikan nila lokal juga dipasarkan hingga keluar daerah, setiap harinya 3 hingga 4 kwintal pedagang menjual ikan nila lokal ke pasar-pasar di Bukit Kemuning Lampung Utara (Lamut), dan Baradatu Waykanan.
Pengembangan ikan nila di Lambar, atas instruksi dari DKP dikarenakan ikan nila mudah berkembang dan cukup cocok hidup di Lambar, bahkan Lambar menjadi induk baru untuk Provinsi Lampung.
Lanjut dia, pihaknya terfokus untuk pengembangan ikan nila, dan untuk ikan air tawar jenis ikan mas cukup sulit dikembangkan di Lambar mengingat jenis tersebut harus membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan yang semakin memasayarakat da tergolong mudah pengembangan adalah ikan nila. “Jadi kami terfokus untuk pengembangan ikan jenis nila,” pungkasnya. (nop)
Kebutuhan masyarakat Lambar, dalam mengonsumsi ikan air tawar kian tercukupi dari daerah sendiri, jika sebelumnya harus mendatangkan dari pulau jawa 4 hingga 6 ton setiap harinya, kini hanya mendatangkan 2 hingga 4 ton/minggu.
Dikatakan ketua UPT Budidaya Air Tawar Lambar, Ipin Hanapi, S.P., kepada Warta Lambar, Minggu (11/3), peningkatan komoditi ikan air tawar Lambar cukup tinggi khususnya ikan nila, bahkan UPT tersebut mewacanakan akan memasyarakatkan ikan nila jenis baru yang diberi nama nila sulpana pada buan juni mendatang.
“Jenis ikan tersebut akan didatangkan dari Balai Besar Budidaya Air Tawar (BBPBT) Sukabumi Jawa Barat milik Departemen Perikanan dan Kelautan (DKP) RI, wacana untuk pengembangan nila jenis sulpana di Lambar, karena nila sulpana mempunyai beberapa keunggulan, mudah beradaptasi, pertumbuhan cepat, serta rasa di sukai masyarakat,” jelas Ipin—sapaan akrab Ipin Hanapi.
Selain pembibitan di UPT setempat, juga sasarannya 30 Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang tersebar di Lambar binaannya, dan secara teknis akan dibimbing oleh UPT tersebut guna lebih menigkatkan produksi ikan lokal khususnya ikan nila.
Ikan nila lokal juga dipasarkan hingga keluar daerah, setiap harinya 3 hingga 4 kwintal pedagang menjual ikan nila lokal ke pasar-pasar di Bukit Kemuning Lampung Utara (Lamut), dan Baradatu Waykanan.
Pengembangan ikan nila di Lambar, atas instruksi dari DKP dikarenakan ikan nila mudah berkembang dan cukup cocok hidup di Lambar, bahkan Lambar menjadi induk baru untuk Provinsi Lampung.
Lanjut dia, pihaknya terfokus untuk pengembangan ikan nila, dan untuk ikan air tawar jenis ikan mas cukup sulit dikembangkan di Lambar mengingat jenis tersebut harus membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan yang semakin memasayarakat da tergolong mudah pengembangan adalah ikan nila. “Jadi kami terfokus untuk pengembangan ikan jenis nila,” pungkasnya. (nop)
Tidak ada komentar