Jual Jasa Apa Pungli?
Waytenong, WL-Kerusakan pada salah satu sisi jalan Nasional tepatnya di Pekon Puralaksana Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat (Lambar), dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menjual jasa dengan mengatur arus kendaraan yang melintas di jalur tersebut.
Tidak ada paksaan bagi pengendara roda dua (R2) maupun roda empat (R4), untuk memberikan sejumlah uang, melainkan keikhlasan dari pengemudi itu sendiri.
Hal tersebut dijelaskan Rus, kepada Warta Lambar, Minggu (11/3), dirinya bersama beberapa rekannya, mengatur arus lalulintas sejak kerusakan pada jalur tersebut semakin parah, dimana bagian bawah jalur tersebut telah kropos akibat tergerus air, dan jika dibiarkan kendaraan yang terlalu ke pinggir akan berisiko terbalik. “Kami hanya jual jasa danberapapun yang diberikanpengmudi kami terima, yang terpenting itu diberikan dengan ikhlas,” ucapnya.
Lanjut dia, meski harus berdiri di bawah trik matahari dan hujan, dirinya bersama beberapa rekannya tetap menjalankan aktifitas tersebut, karena selain nyawa yang diselamatkan juga pihaknya juga menganggap pekerjaan tersebut lebih mulia dari pada mencuri atau jadi rampok, meski tidak sedikit penngemudi yang tidak mau membayar atas jasa mereka. “Besarnya uang yang diterima sesekali pengendara berbaik hati, Rp1000-Rp10 ribu, namun kami terkadang kesal dengan pengemudi yang tidak mau di atur dan ugal-ugalan sedangkan jalur tersebut menyempit karena salah satu sisi terkikis dengan lebar 1M dan kedalaman 2M,” pungkasnya. (nop)
Tidak ada paksaan bagi pengendara roda dua (R2) maupun roda empat (R4), untuk memberikan sejumlah uang, melainkan keikhlasan dari pengemudi itu sendiri.
Hal tersebut dijelaskan Rus, kepada Warta Lambar, Minggu (11/3), dirinya bersama beberapa rekannya, mengatur arus lalulintas sejak kerusakan pada jalur tersebut semakin parah, dimana bagian bawah jalur tersebut telah kropos akibat tergerus air, dan jika dibiarkan kendaraan yang terlalu ke pinggir akan berisiko terbalik. “Kami hanya jual jasa danberapapun yang diberikanpengmudi kami terima, yang terpenting itu diberikan dengan ikhlas,” ucapnya.
Lanjut dia, meski harus berdiri di bawah trik matahari dan hujan, dirinya bersama beberapa rekannya tetap menjalankan aktifitas tersebut, karena selain nyawa yang diselamatkan juga pihaknya juga menganggap pekerjaan tersebut lebih mulia dari pada mencuri atau jadi rampok, meski tidak sedikit penngemudi yang tidak mau membayar atas jasa mereka. “Besarnya uang yang diterima sesekali pengendara berbaik hati, Rp1000-Rp10 ribu, namun kami terkadang kesal dengan pengemudi yang tidak mau di atur dan ugal-ugalan sedangkan jalur tersebut menyempit karena salah satu sisi terkikis dengan lebar 1M dan kedalaman 2M,” pungkasnya. (nop)
Tidak ada komentar