Pemkab dan Forkom Lepas Ratusan Tukik
Balikbukit, WL-Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Pemkab) Lambar melalui Dinas Kelautan dan Perikanan beserta puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa (Forkom) serta mapala dari Universitas Bandar Lampung (UBL), melepaskan sedikitnya 335 tukik (anak penyu) ke habitat aslinya, Sabtu (3/3) di Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD), meliputi Pekon Muara Tembulih, Sukanegara, dan Gedungcahaya Kuningan Kecamatan Ngambur, serta Pulau Betuah Kecamatan Bengkunatbelimbing
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ir. Nata Djudin Amran, M.M. mengatakan penyu yang dilepas masing-masing penyu belimbing, penyu lekang, dan penyu hijau, ketiga jenis penyu tersebut saat ini keberadaannya telah cukup langka.
KKLD salah satu tempat penetasan penyu pusat populasi penyu-penyu tersebut terdapat di pulau betuah yang mana lokasi tersebut masih terisolasi.
Habitat penyu diperairan pesisir pada tahun 2008 berjumlah masing-masing, jenis penyu hijau sebanyak 135 ekor, penyu sisik 19 ekor, penyu belimbing 33 ekor dan penyu lekang 121 ekor, tempat yang dijadikan pedaratan penyu sepanjang 100 kilometer dari 211,5 kilometer pesisir Lambar diketahui, merupakan tempat pendaratan empat dari tujuh jenis penyu yang dilindungi. Empat jenis penyu yang dilindungi, masing-masing penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, dan penyu lekang, rata-rata setiap penyu mampu bertelur mencapai 100-150 butir.
Berkurangnya populasi penyu di wilayah pesisir Lambar, akibat aktivitas manusia dan kondisi ekonomi yang sulit membuat pencurian telur-telur penyu yang semakin marak dan dijual bebas. mengakibatkan penyu tidak leluasa berkembang biak.
“Oleh karena itu kerusakan ini harus diminimalisir sejak saat ini kelestarian laut kita perlu tetap dijaga, sehingga dengan begitu populasi penyu di Lampung Barat dapat terus meningkat,” terangnya.
Sementara itu Ketua Forkom Muhammad Akbar menambahkan, pihaknya mengajak mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, yang berasal dari Lambar untuk ikut serta menjaga kelestarian dan populasi laut. Memberitahukan cara penetasan dan penangkaran penyu, unsur pers juga dilibatkan dalam acara tersebut dengan tujuan agar pihak media pun ikut melestarikan penyu yang saat ini terancam punah.
Mahasiswa yang ikut dalam kegiatan itu cukup antusias, mereka kini mengetahui populasi penyu telah langka. Perikanan untuk. “Kegiatan ini juga mampu menumbuhkan rasa cinta peserta terhadap kelestarian dan keselarasan serta keseimbangan alam kelautan,” ujarnya.
Muklas salah satu peserta pelepasan tukik mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menambahkan, selain menambah pengetahuan juga dapat mengenal berbagai jenis penyu dan pengalaman. harus diberikan apresiasi sebab dengan keberadaan kelompok tersebut setidaknya populasi penyu dapat terjaga. “Mahasiswa dan organisasi pencinta alam memanfaatkan fasilitas penagkaran penyu ini, sebagai kawasan konservasi dan wisata edukasi yang bemempaat,” tutup Mukhlas. (rom)
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Ir. Nata Djudin Amran, M.M. mengatakan penyu yang dilepas masing-masing penyu belimbing, penyu lekang, dan penyu hijau, ketiga jenis penyu tersebut saat ini keberadaannya telah cukup langka.
KKLD salah satu tempat penetasan penyu pusat populasi penyu-penyu tersebut terdapat di pulau betuah yang mana lokasi tersebut masih terisolasi.
Habitat penyu diperairan pesisir pada tahun 2008 berjumlah masing-masing, jenis penyu hijau sebanyak 135 ekor, penyu sisik 19 ekor, penyu belimbing 33 ekor dan penyu lekang 121 ekor, tempat yang dijadikan pedaratan penyu sepanjang 100 kilometer dari 211,5 kilometer pesisir Lambar diketahui, merupakan tempat pendaratan empat dari tujuh jenis penyu yang dilindungi. Empat jenis penyu yang dilindungi, masing-masing penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, dan penyu lekang, rata-rata setiap penyu mampu bertelur mencapai 100-150 butir.
Berkurangnya populasi penyu di wilayah pesisir Lambar, akibat aktivitas manusia dan kondisi ekonomi yang sulit membuat pencurian telur-telur penyu yang semakin marak dan dijual bebas. mengakibatkan penyu tidak leluasa berkembang biak.
“Oleh karena itu kerusakan ini harus diminimalisir sejak saat ini kelestarian laut kita perlu tetap dijaga, sehingga dengan begitu populasi penyu di Lampung Barat dapat terus meningkat,” terangnya.
Sementara itu Ketua Forkom Muhammad Akbar menambahkan, pihaknya mengajak mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, yang berasal dari Lambar untuk ikut serta menjaga kelestarian dan populasi laut. Memberitahukan cara penetasan dan penangkaran penyu, unsur pers juga dilibatkan dalam acara tersebut dengan tujuan agar pihak media pun ikut melestarikan penyu yang saat ini terancam punah.
Mahasiswa yang ikut dalam kegiatan itu cukup antusias, mereka kini mengetahui populasi penyu telah langka. Perikanan untuk. “Kegiatan ini juga mampu menumbuhkan rasa cinta peserta terhadap kelestarian dan keselarasan serta keseimbangan alam kelautan,” ujarnya.
Muklas salah satu peserta pelepasan tukik mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menambahkan, selain menambah pengetahuan juga dapat mengenal berbagai jenis penyu dan pengalaman. harus diberikan apresiasi sebab dengan keberadaan kelompok tersebut setidaknya populasi penyu dapat terjaga. “Mahasiswa dan organisasi pencinta alam memanfaatkan fasilitas penagkaran penyu ini, sebagai kawasan konservasi dan wisata edukasi yang bemempaat,” tutup Mukhlas. (rom)
Tidak ada komentar