Tato: PNPM-MP Hanakau Harus Diusut
Sukau, WL-LSM LITPKAN-RI Cabang Lambar mendesak instansi terkait mengusut dugaan kong kalikong pengelola program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) 2011.
Pasalnya musyawarah desa serah terima (MDST) pembangunan jalan rabat beton sepanjang 1,5Km dengan lebar 2M itu hanya melibatkan puluhan perempuan yang tergabung dalam kelompok PKK dan majelis taklim setempat.
“Ini kan aneh. Ada apa dibalik itu semua. Ini harus diusut,” tegas Tato.
Menurut sumber koran ini, otak pelaku kong kalinong tersebut diduga diprakarsai Eka dan Nanik warga setempat yang disinyalir memiliki kepentingan. Sumber juga menduga perbuatan dua oknum dimaksud sepengetahuan Ketua UPK Gio.
Sebagaimana diketahui, MDST pekon dimaksud dianggap tidak pas. Pasalnya MDST tersebut hanya melibatkan ibu-ibu majlis taklim dan anggota tim penggerak PKK.
Menurut tokoh pemuda setempat Azadin, kepada Warta Lambar, beberapa waktu lalu. MDST yang dilakukan para pengelola PNPM-MP tersebut dianggap kurangmemenuhi sayarat, tidak melibatkan masyarakat setempat secara keseluruhan utamanya para tokoh dan warga yang akan memanfaatkan jalur ter4sebut. Ditanmbahkanya , seharusnya MDST tersebut hadiri tokoh seluruh perangkat pekon tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta warga yang akan memanfaatkan jalur tersebut. “Jalan itu bukan hanya untuk tim penggerak PKK dan majlis taklim. Saya tidak terima MDST itu. Hal merupakan bentuk kecurangan para UPK dan TPK, karena ketua UPK-nya sendiri warga Hanakau,” pungkasnya. (esa)
Pasalnya musyawarah desa serah terima (MDST) pembangunan jalan rabat beton sepanjang 1,5Km dengan lebar 2M itu hanya melibatkan puluhan perempuan yang tergabung dalam kelompok PKK dan majelis taklim setempat.
“Ini kan aneh. Ada apa dibalik itu semua. Ini harus diusut,” tegas Tato.
Menurut sumber koran ini, otak pelaku kong kalinong tersebut diduga diprakarsai Eka dan Nanik warga setempat yang disinyalir memiliki kepentingan. Sumber juga menduga perbuatan dua oknum dimaksud sepengetahuan Ketua UPK Gio.
Sebagaimana diketahui, MDST pekon dimaksud dianggap tidak pas. Pasalnya MDST tersebut hanya melibatkan ibu-ibu majlis taklim dan anggota tim penggerak PKK.
Menurut tokoh pemuda setempat Azadin, kepada Warta Lambar, beberapa waktu lalu. MDST yang dilakukan para pengelola PNPM-MP tersebut dianggap kurangmemenuhi sayarat, tidak melibatkan masyarakat setempat secara keseluruhan utamanya para tokoh dan warga yang akan memanfaatkan jalur ter4sebut. Ditanmbahkanya , seharusnya MDST tersebut hadiri tokoh seluruh perangkat pekon tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta warga yang akan memanfaatkan jalur tersebut. “Jalan itu bukan hanya untuk tim penggerak PKK dan majlis taklim. Saya tidak terima MDST itu. Hal merupakan bentuk kecurangan para UPK dan TPK, karena ketua UPK-nya sendiri warga Hanakau,” pungkasnya. (esa)
Tidak ada komentar