Konsorsium Didesak Tinjau Ulang Kuota Armada
Bandarlampung, WL-Dinas Perhubungan Kota Bandarlampung meminta Konsorsium Bus Rapid Transit (BRT) meninjau kembali kuota
armada dalam kota, yang rencananya diploting 250 unit untuk 10 koridor. Karena berdasarkan kajian sementara, ‘load factor’
angkutan umum dalam kota maksimal hanya membutuhkan 180 unit armada.
“Secepatnya kita minta Konsorsium BRT meninjau kembali kuota armada yang akan diploting dalam kota. Kalau dipaksakan 250
unit, kita khawatirkan BRT mengalami kerugian karena tidak sesuai dengan ‘load factor’,” kata Kepala Bidang Angkutan Darat
Dinas Perhubungan Kota Bandarlampung Hujatullah, Selasa (3/4).
Untuk menyiasati kelebihan 70 unit BRT dalam kota, kata Hujattulah, dishub akan merekomendasikan kepada Konsorsium BRT
mengalihkannya ke angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan kota antar provinsi (AKAP). “Karena menurut kajian kami
hal itu sangat memungkinkan, mengingat peluang di AKDP dan AKAP sangat besar. Jika dibandingkan harus dipaksakan ke-250 unit
BRT beroperasi dalam kota,” ujarnya.
Karena diakui dia, Konsorsium BRT telah mendapatkan persetujuan pembiayaan dari Pracico Multi Finance untuk pembelian 500
unit armada BRT. Pengadaan 500 unit BRT sendiri tinggal menunggu tahapan penyelesaian karoseri, dan tidak lagi dapat
dikurangi. “Untuk itu solusi paling rasional dialihkan ke AKDP dan AKAP,” tandasnya.
Disinggung dampak monopoli yang berpotensi ditimbulkan dari ekspansi besar-besaran BRT ke AKDP dan AKAP. “Tidak ada
monopoli karena dari 42 PO yang ada di Lampung, 37 PO sudah bergabung ke Konsorsium Trans Bandarlampung,” jelas Hujatullah.
Masih berkaitan dengan kelebihan kuota BRT dalam kota, ditambahkan Hujatullah, dishub juga berharap Konsorsium BRT segera
mengusulkan perubahan karoseri. Kalau Konsorsium BRT sepakat mengalihkan kelebihan BRT dalam kota ke AKDP dan AKAP.
“Utamanya perubahan disain tempat duduk tidak lagi liter U, melainkan berjajar seperti halnya unit AKDP dan AKAP,” terang
Hujatullah.
Terpisah, Direktur Operasional Konsorsium Trans Bandarlampung, Yeni Tri Waluyo mengaku siap mengikuti rekomendasi dishub
terkait load factor dalam kota yang maksimal hanya membutuhkan 180 BRT. Meskipun ia menekankan, jika perencana kuota 250 BRT
dalam kota, dengan asumsi pelayanan tujuh koridor telah berdasarkan kesepakatan dishub.
Tetapi untuk rekomendasi dishub mengenai pengalihan kelebihan armada dalam kota ke AKDP dan AKAP, Yeni belum dapat
memastikan. “Saya belum bisa memastikan untuk mengalihkan kelebihan unit BRT ke AKDP dan AKAP. Tapi yang pasti kami tetap
akan mengikuti arahan dari dishub,” pungkasnya. (len)
armada dalam kota, yang rencananya diploting 250 unit untuk 10 koridor. Karena berdasarkan kajian sementara, ‘load factor’
angkutan umum dalam kota maksimal hanya membutuhkan 180 unit armada.
“Secepatnya kita minta Konsorsium BRT meninjau kembali kuota armada yang akan diploting dalam kota. Kalau dipaksakan 250
unit, kita khawatirkan BRT mengalami kerugian karena tidak sesuai dengan ‘load factor’,” kata Kepala Bidang Angkutan Darat
Dinas Perhubungan Kota Bandarlampung Hujatullah, Selasa (3/4).
Untuk menyiasati kelebihan 70 unit BRT dalam kota, kata Hujattulah, dishub akan merekomendasikan kepada Konsorsium BRT
mengalihkannya ke angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan kota antar provinsi (AKAP). “Karena menurut kajian kami
hal itu sangat memungkinkan, mengingat peluang di AKDP dan AKAP sangat besar. Jika dibandingkan harus dipaksakan ke-250 unit
BRT beroperasi dalam kota,” ujarnya.
Karena diakui dia, Konsorsium BRT telah mendapatkan persetujuan pembiayaan dari Pracico Multi Finance untuk pembelian 500
unit armada BRT. Pengadaan 500 unit BRT sendiri tinggal menunggu tahapan penyelesaian karoseri, dan tidak lagi dapat
dikurangi. “Untuk itu solusi paling rasional dialihkan ke AKDP dan AKAP,” tandasnya.
Disinggung dampak monopoli yang berpotensi ditimbulkan dari ekspansi besar-besaran BRT ke AKDP dan AKAP. “Tidak ada
monopoli karena dari 42 PO yang ada di Lampung, 37 PO sudah bergabung ke Konsorsium Trans Bandarlampung,” jelas Hujatullah.
Masih berkaitan dengan kelebihan kuota BRT dalam kota, ditambahkan Hujatullah, dishub juga berharap Konsorsium BRT segera
mengusulkan perubahan karoseri. Kalau Konsorsium BRT sepakat mengalihkan kelebihan BRT dalam kota ke AKDP dan AKAP.
“Utamanya perubahan disain tempat duduk tidak lagi liter U, melainkan berjajar seperti halnya unit AKDP dan AKAP,” terang
Hujatullah.
Terpisah, Direktur Operasional Konsorsium Trans Bandarlampung, Yeni Tri Waluyo mengaku siap mengikuti rekomendasi dishub
terkait load factor dalam kota yang maksimal hanya membutuhkan 180 BRT. Meskipun ia menekankan, jika perencana kuota 250 BRT
dalam kota, dengan asumsi pelayanan tujuh koridor telah berdasarkan kesepakatan dishub.
Tetapi untuk rekomendasi dishub mengenai pengalihan kelebihan armada dalam kota ke AKDP dan AKAP, Yeni belum dapat
memastikan. “Saya belum bisa memastikan untuk mengalihkan kelebihan unit BRT ke AKDP dan AKAP. Tapi yang pasti kami tetap
akan mengikuti arahan dari dishub,” pungkasnya. (len)
Tidak ada komentar